kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Mousse cake, seblak, dan penata rias online


Sabtu, 16 Mei 2015 / 10:00 WIB
Mousse cake, seblak, dan penata rias online
ILUSTRASI. Rumput laut


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Beberapa kali kita menemukan bahwa ada yang memulai bisnis karena enggak sengaja atau kebetulan. Dalam Peluang Usaha pekan ini kita menemukan lagi hal yang seperti itu. Yuk, kita temui Dini Hatta Pamuntjak.

Yang dimaksud memulai berbisnis tanpa sengaja itu bagaimana? Enggak sengajanya begini. Awalnya Dini, yang penggemar santapan sehat ini,  rajin mengunggah bubur oats bikinannya ke akun media sosialnya—Path dan Instagram. Ternyata, teman-teman kantornya suka bubur oats bikinannya dan mulai memesannya. Dari sinilah, Dini merintis usaha overnight oats miliknya yang dimereki Dini Hari, pada Oktober 2014.  Enggak sengajanya di situ! Ooo...h.

Penganan yang dibikin Dini memadukan bubur oats dengan bahan-bahan lain seperti susu rendah lemak, yoghurt, chia, flax seed, sereal, granola, cokelat, muesli dan buah-buahan. Tapi, Dini enggak mencampur semuanya begitu saja, tapi menata produk ini dalam wadah kaca (jar) sehingga tampil cantik.  

Bubur oats Dini Hari tersedia dalam 14 varian. Yang paling laku adalah varian berasa cokelat, seperti choco banana, choco wafer, dan choco strawberry. Tiap botol yang dijual dengan harga Rp 65.000. Setiap hari, Dini rata-rata membuat 40 botol. “Profit dari usaha ini berkisar 40%,” kata Dini yang masih membatasi kapasitas produksinya karena masih bekerja.

Sudah jelas ya bagaimana Dini memulai bisnisnya. Sekarang silakan cicipi mousse cake bikinan Satori. Pria ini adalah penjual mousse cake asal Surabaya. Sekarang mouse cake memang belum sepopuler puding, tapi Satori yakin setahun ke depan bakal mencorong.

Saat ini dia bisa menjual sekitar 16 cup mousse cake dalam dua hari. Sebelumnya, 16 cup baru habis dalam empat hari. "Sekarang permintaan sudah sedikit meningkat," ujar pria yang memiliki merek usaha Hotcake Tugumuda ini. Harga jual produknya mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 20.000 per cup. Ini tergantung pada ukuran kemasan dan varian rasa yang dipilih.

Selain itu, dia juga menjual produk ini dalam beberapa konsep gerai, seperti rombong, kedai, dan kafe resto. Alhasil, harga jual pun disesuaikan dengan target pasar.  Dalam sebulan Satori bisa mengantongi omzet sekitar Rp 3,6 juta dari penjualan produk ini.  

Seperti Dini dan Satori,  Meika Hazim dan sang suami Wednes Aria Yudha juga  menjalani bisnis camilan, hanya yang digarap pasangan suami-istri ini adalah camilan cokelat.   Mereka membuat berbagai varian cokelat dengan cita rasa Indonesia dengan kemasan unik dengan merek Cokelat nDalem. Di tiap kemasan cokelatnya, Meika menyajikan berbagai cerita rakyat khas Indonesia. Desain produknya pun kental dengan budaya lokal, khususnya Jawa.

Ada 18 rasa cokelat yang dipisahkan dalam lima lini rasa seperti linirasa klasik yaitu dark chocolate, extra dark, dan less sugar dark chocolate. Lini rasa ini menggunakan kemasan berhiaskan motif batik pernikahan ala Jogjakarta Sido Mukti, Truntum, dan Sido Asih.

Linirasa berikutnya  adalah rasa pedas yaitu cabai, jahe dan mint  yang  menggunakan dekorasi wayang kartun yang punya kesamaan karakter cara berbicara tokoh tersebut yang pedas di telinga seperti Bima, Wisanggeni dan Gatotkaca. Kemudian lini rasa rempahnesia yaitu cengkeh, kayumanis dan sereh. Selain itu ada wedangan seperti wedang ronde, wedang uwuh dan wedang bajigur. Yang terbaru adalah Kopinesia yaitu cokelat dengan isian biji kopi Arabica dari enam daerah  penghasil  kopi  terbaik  di  Indonesia. Harga jual produknya mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 25.000 per bungkus. Meika bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan dari bisnis cokelat citarasa Indonesia ini.

Waduh, tadi kita sudah menccicip bubur oats, mouse cake, dan camilan cokelat, sekarang kita sikat seblak. Tapi, apa sih seblak?  Seblak itu makanan khas Jawa Barat. Seblak terbuat dari kerupuk yang direbus, dan diberi bumbu seperti bawang merah, bawang putih, garam, kencur, cabe rawit, dan penyedap rasa.

Adalah  Andi Kusmayadi yang menjalankan usaha seblak. Dia memulai usaha yang diberi nama Seblak Bandung Mama Iva ini pada Maret 2014. Pada saat yang sama Andi menawarkan kemitraan usaha. Saat ini sudah ada dua gerai yang berdiri, yakni satu gerai milik pusat di Bekasi  dan satu lagi milik mitra di Bogor.

Andi menawarkan dua paket kemitraan, yakni paket lengkap Rp 3,5 juta dan paket bumbu saja senilai Rp 125.000 per 100 porsi. Harga menu dijual Rp 5.000 setiap porsi. target penjualan bisa mencapai Rp 350.000 hingga Rp 700.000 per hari. Jika dihitung dalam sebulan, omzet mitra bisa mencapai Rp 10 juta−Rp 20 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional lainnya, mitra bisa meraup laba bersih lebih dari Rp 50%. Alhasil,  dalam sebulan mitra sudah bisa balik modal.

Sekarang kita minum yuk, dari tadi makan melulu. Kalau mau minum kita minum perasan jeruk baby saja. Soalnya, Adit Furisuka yang menjual air jeruk baby dengan mengusung merek Jeruk Baby Furisuka dari Malang,  Jawa Timur.

Berdiri sejak tahun 2002, Adit resmi menawarkan kemitraan awal tahun 2015. Di bawah bendera Furisuka Group, ia mengambil pasokan buah jeruk segar dari kebun sendiri dan dari petani di Malang dan sekitarnya. Saat ini, gerai Jeruk Baby Furisuka sudah ada 40 yang tersebar di berbagai daerah. Adapun gerai milik sendiri ada dua di Malang.

Harga per gelas si jeruk baby  cukup terjangkau mulai Rp 6.000–8.000. Jika Anda berminat, Adit menyediakan paket investasi senilai Rp 3,5 juta. Adit menargetkan, dalam sehari mitra bisa menjual 80 gelas hingga100 gelas es jeruk dengan omzet Rp 550.000. Maka, total omzet dalam sebulan bisa mencapai Rp 15 juta.


Jasa cleaning service dan sangkar burung

Segar benar air jeruk baby-nya adit. Sudah makan, sudah minum, sekarang kita bersih-bersih rumah. Tapi, untuk urusan yang satu ini kita enggak usah repot, serahkan saja Macclean Service yang berlokasi di Jakarta Utara. Macclean berdiri sejak 2011 lalu.

Duit yang kudu dikeluarkan untuk memakai jasa Macclean realtif murah. Untuk jasa membersihkan kasur, sofa, dan gordyn dikenakan tarif Rp 10.000 per meter persegi (m²). Adapun  jasa membersihkan karpet dihargai Rp 60.000 per m², rumah kosong nonfurnitur Rp 10.000 per m², dan jasa membersihkan rumah dengan furnitur Rp 15.000 per m².

Namun, tidak semua konsumen bisa dilayani. Ini bukan pilih-pilih lo, melainkan karena Macclean Service memakai mesin pembersih dengan kebutuhan listrik 1.500 watt. Jadi, hanya rumah berkapasitas listrik tinggi yang bisa dibersihkan. Adapun omzet dalam sehari bisa mencapai Rp 5 juta–Rp 6 juta.

Ya, kalau begitu kita bersih-bersih sendiri saja. Kerjakan yang cepat yuk, soalnya kita mau ke sentra penjahit yang berada di Jalan Bukit Barisan, Surabaya. Ada sekitar 25 orang penjahit yang berada di gedung berlantai dua tersebut. Sayangnya, semua penjahit hanya menempati lantai satu, sementara lantai dua dibiarkan kosong.

Abdul Ghoni, salah seorang penjahit bilang,  awalnya ada sekitar 35 penjahit di tempat ini. "Tapi karena sepi mereka sekarang kembali ke jalanan,” katanya. Semua penjahit yang berada di lokasi ini awalnya adalah penjahit yang berasal dari Jalan Patua, Surabaya. Sebelumnya mereka menempati trotoar untuk membuka usahanya. Mereka lalu ditertibkan dan dipindah ke gedung ini sejak tahun 2014 lalu.

Laki-laki yang lebih akrab disapa Abdul ini membanderol harga jasanya mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 50.000. Dalam sebulan, dia dapat mengantongi omzet sekitar Rp 3,7 juta sampai Rp 3,8 juta. “Keuntungannya besar karena, modalnya hanya sekitar Rp 300.000,” jelas Abdul yang sudah sembilan tahun menjadi penjahit. Dia mengaku, belajar menjahit dari sang ayah yang juga seorang penjahit.

Dari Surabaya, kita ke Klaten, tepatnya ke Desa Juwiran, Kecamatan Juwiring. Kita mau mengintip sesuatu yang penting bagi penggemar burung berkicau: sangkar burung. Sentra ini  sudah kesohor di kalangan para penjual dan penggemar burung berkicau.

Kita temui Ahmadi Yono, salah seorang perajin sangkar burung. Yono mengaku sudah membuat sangkar burung selama 19 tahun. Selama itu, ia hanya  mengerjakan pembuatan sangkar non-finishing. "Kami mengejar target, jadi tidak sampai finishing," katanya. Lagi pula, kata Yono, yang menentukan warna itu pihak pengepul. Misalnya mau dicat warna apa dan ditambah ornamen apa, itu tergantung dari pihak pemesan.

Semakin rumit aksesori atau model yang diinginkan, tentu semakin lama karena semua dikerjakan dengan tangan. Yang paling mudah, kata Yono, membuat sangkar ukuran mini untuk burung kecil, seperti burung cucak hijau, burung pleci, atau burung ciblek. Selain bahan bakunya sedikit, dalam sehari juga bisa dikerjakan dalam jumlah banyak.

Sangkar burung buatan Desa Juwiran banyak diminati karena terbaik di Jawa Tengah. Selain model sangkarnya bervariasi, teksturnya juga halus. Selain itu, harganya juga terjangkau. Yono mengaku tidak pernah belajar secara khusus dalam membuat sangkar. Ia mengaku, hanya sering melihat orang membuat sangkar sejak remaja. Ia juga sering membantu perajin lain membuat sangkar setelah pulang bertani dari sawah.

Oke deh Yono semoga sangkar burungnya makin laris manis. Dengar kata manis jadi ingat Wulan. Ayo,Wulan jangan ge-er ya, maksudnya usaha baju muslim yang dijalani Wulan merupakan buah manis dari tugas semasa kuliah.

Wulan, yang bernama lengkap Tsummadana Wulan Setyoningrum,  ini bercita-cita jadi dokter. Lantaran terhambat biaya kuliah, dia mengambil jurusan Teknik Informatika di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang. Meski mengaku kecewa, Wulan tak lantas berhenti kuliah. Justru sebagai bentuk pengabdian pada orangtua, ia menyelesaikan kuliah dengan prestasi cumlaude.

Menurut Wulan, ia terselamatkan oleh mata kuliah Kewirausahaan. Saat itu, dosennya memberi tugas merintis usaha tanpa modal. Wulan pun mulai menjual baju muslimah. Awalnya pada 2009, Wulan menjual baju bekas layak pakai miliknya di pasar. Melihat barangnya laku, ia kian semangat menjual baju muslim. Lantaran kebanjiran permintaan, Wulan akhirnya ikut memproduksi baju muslim sendiri dengan merek Miulan Hijab. Pasalnya, pemasok yang bekerjasama dengannya tak sanggup lagi memenuhi permintaan tersebut. Waktu itu, omzetnya sekitar Rp 20 juta per bulan. Sekarang pasti omzetnya lebih besar berkali-kali lipat.

Kalau Wulan memproduksi pakaian, usaha yang dijalankan Cindy Mulyasasmita berbeda. Dia menyewakan gaun untuk berbagai acara. Memang, Cindy mencium peluang membuka usaha ini setelah mengamati betapa marak event di Ibukota, mulai dari pesta pernikahan, pesta ulang tahun, wisuda, prom night, hingga arisan.  

Sejatinya, ide untuk merintis bisnis ini terlintas sejak Cindy kuliah di Amerika Serikat. Alhasil, pada April 2014, dia merilis website Dresscodes. Meski banyak order lewat website, Cindy juga membuka showroom Dresscodes. Koleksinya sekitar 400 gaun, mulai dari gaun untuk chinese new year, koktail, formal gala, kebaya wisuda, wedding dan prewedding gowns, dan lainnya. Ada puluhan desainer dalam dan luar negeri yang melengkapi koleksinya. Sebut saja, Vera Wang, Sebastian Gunawan dan Monica Ivena.

Gaun-gaun ini disewakan dengan patokan harga 5%–15% dari harga jualnya atau mulai dari harga Rp 500.000 per gaun. “Jadi, konsumen bisa mendapatkan hingga 95% diskon dari harga aslinya,” kata Cindy berpromosi. Tiap minggu, dia menghitung, ada sekitar 30–40 gaun yang keluar dari showroom Dresscodes. Wah, jelas berapa duit Cindy setiap minggu.

Kalau pakaian apik sudah ditemukan, wajah pun harus dipoles dong sesuai dengan pakaian yang kita kenakan. Malas ke salon ya. Jangan takut kita bisa kok jasa make up artist online. Salah satu yang menawarkan jasa ini adalah Elizabeth Christina di Jakarta.

Lizzie, panggilan akrabnya mulai terjun ke jasa make up artist sejak 2011. Bisnis ini ditekuninya setelah ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kosmetik, L'Oreal Paris. Perkembangan media sosial sangat membantu perkembangan usahanya. Banyak hasil make up-nya yang diupload di Instagram. Salah satunya adalah hasil riasannya pada sejumlah model dan artis untuk berbagai keperluan, seperti pemotretan majalah hingga pernikahan. Menurutnya, Instagram bukan saja membantu memasarkan jasanya. Tapi juga menjadi wadah komunikasi yang efektif dengan para followers-nya.

Sekali merias, pemilik akun @bylizzieparra ini mematok tarif make up mulai  dari Rp 650.000 hingga Rp 1,5 juta. Dengan tarif tersebut, ia bisa meraup omzet mulai dari Rp 15 juta–Rp 40 juta dalam sebulan. Wah, Lizzie lumayan banget tuh.

Tuh, kan kita sudah tampil modis dengan pakaian yang bagus dan make-up yang menarik. Yuk, kita urus keperluan kita di akhir pekan ini. Sampai jumpa dan selamat berakhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×