Reporter: Dinda Audriene Muthmainah | Editor: Rizki Caturini
Awal perjalanan usaha Ryan Ade Pratama menjadi produsen cajon bermula dari akhir 2009 silam. Kala itu, alat musik perkusi asal Peru ini mulai menarik perhatian para penabuh drum dan pemain musik di Indonesia.
Sayangnya, waktu itu alat musik ini harus impor sehingga harganya cukup tinggi, yakni sekitar Rp 2 juta per unit. "Waktu itu hanya kalangan terbatas yang punya, padahal banyak anggota komunitas pemusik lain juga menginginkan alat itu," kata Ryan.
Darisitu, dia lantas memiliki ide untuk membuat cajon dengan triplek biasa. Waktu itu dia mengumpulkan modal Rp 2 juta untuk eksperimen membuat cajon sendiri. Pertama kali produksi, dia membuat empat unit cajon. Satu unit untuk dirinya, dan sisanya dijual untuk para anggota komunitas lainnya.
Ternyata produknya disambut positif oleh teman-teman di komunitas. Meskipun memang tak sebagus buatan impor, tapi waktu itu cajon buatannya tetap bisa dipakai untuk latihan atau dimainkan.
Terlebih lagi dia hanya membanderol harga sebesar Rp 400.000 per unit. Setelah itu, produknya mulai makin dikenal lantaran promosi dari mulut ke mulut. Pesanan pun mulai datang dari beberapa pihak, sebagian besar dari para anggota komunitas di berbagai tempat.
Saat itu dia masih kuliah, sehingga tidak jarang cajon buatannya dia bawa ke kampus untuk diberikan kepada konsumennya setelah dia selesai kuliah. "Tidak jarang dulu barang dagangan ikut masuk kelas," ujarnya.
Ryan memproduksi alat perkusi ini di rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bisnisnya makin berkembang sedikit demi sedikit dari tahun ke tahun. Hingga di awal 2011, dia resmi memberikan merek cajon buatannya bernama Koning Percussion. Nama Koning dia ambil dari bahasa Belanda berarti raja.
Dia banyak memasarkan produknya lewat internet dengan beriklan di berbagai toko online. Dari situ, pesanan yang datang makin banyak. Agar pengiriman produk makin mudah, Ryan menjalin kerjasama keagenan di beberapa daerah. Dari situ, jalan untuk memasarkan cajon di toko-toko musik mulai terbuka.
Tahun 2012 menjadi tahun pertama Koning Percussion masuk ke toko-toko musik. Awalnya, Ryan menawarkan dengan mendatangi satu per satu ke toko-toko musik tersebut untuk mempromosikan cajon buatannya. Sekarang, banyak toko-toko musik yang menawarkan diri.
Saat ini workshop Koning Percussion di Depok, Jawa Barat. Dia dibantu empat karyawan saat ini. Namun dia kerap kesulitan untuk memantau para agen penjual karena sistem penjualan dia ubah.
Semua produk yang tadinya bisa dibayar setelah dibeli konsumen, sistem diubah menjadi agen harus membayar cajon-cajon tersebut dimuka. "Banyak agen yang keberatan sehingga saya mulai menarik satu per satu agen yang ada dan kini tersisa satu agen di Bandung saat ini," kata dia.
Seiring dengan perbaikan kualitas produk, harga jualnya pun kini makin meningkat. Harga jual berkisar Rp 800.000−Rp 1,2 juta per unit. Kisaran harga itu masih jauh lebih murah dibanding dengan cajon impor. Dia bilang, saat ini, cajon impor paling murah Rp 1,5 juta per unit. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News