Reporter: Silvana Maya Pratiwi | Editor: Tri Adi
Banyak berkecimpung dalam perusahaan berbasis teknologi dan e-commerce, Nadiem Makarim banyak belajar mengenai bisnis ini. Pengalamannya membesarkan Zalora dan Kartuku dia gunakan untuk membangun Go-Jek. Kini, Go-Jek masih dalam proses pengembangan teknologi dan ekspansi wilayah.
Nadiem Makarim memang banyak bergelut dalam dunia teknologi dan menjadi bagian dari pencetus perusahaan-perusahaan startup di Indonesia. Go-Jek merupakan proyek awal yang dia rintis sebelum membesarkan Zalora Indonesia dan juga Kartuku. Di tengah kesibukan menjalankan perusahaan startup tersebut, Nadiem tidak terlalu fokus menjalankan Go-Jek.
Saat itu, Go-Jek hanya melayani pesan ojek lewat pesanan telepon melalui call center. Setelah itu operator akan mencari pengojek terdekat kemudian memastikan kedatangan pengojek dengan sistem navigasi dan koordinasi pelanggan.
Namun, ambisinya untuk bisa menjalankan usaha milik sendiri, akhirnya Nadiem memutuskan untuk fokus mengembangkan Go-Jek. Dia pun keluar dari Zalora Indonesia untuk mimpinya tersebut. Semenjak itu, Nadiem membuka diri untuk kemungkinan pendanaan dari investor untuk mempercepat pertumbuhan Go-Jek. Titik balik Go-Jek terjadi ketika Nadiem meluncurkan aplikasi Go-Jek di ponsel. Saat ini, pelanggan tidak lagi membutuhkan operator dan menelepon seperti cara lama.
Banyaknya traffic pesanan seiring dengan makin dikenalnya Go-Jek membuat aplikasi terkadang mengalami kendala. Hal ini masih menjadi tantangan untuk PT Gojek Indonesia untuk bisa terus mengembangkan aplikasi dan sistem agar semua pesanan yang masuk bisa terakomodasi. Selain itu juga tantangan yang sedang dialami adalah bagaimana bisa menyerap permintaan pengojek yang ingin bergabung dengan Gojek.
Memang, kebutuhan pengojek makin tinggi seiring dengan naiknya pemesanan. "Namun kita tidak ingin asal-asalan, harus ada seleksi terlebih dahulu," katanya kepada KONTAN. Untuk bisa bergabung dengan Go-Jek, pengojek harus melewati berbagai tahapan tes, mulai dari wawancara, tes navigasi, dan registrasi. Dia bilang, saat ini, sudah ada 200 pengojek tiap hari yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota Go-Jek.
Kemudian, untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, Go-Jek Indonesia bekerjasama dengan Rifat Drive Labs (RDL) untuk memberikan pelatihan keselamatan bagi para pengojek. Perusahaan itu juga menyiapkan asuransi bagi pengojek dan juga penumpang.
Ke depannya, Nadiem akan terus melebarkan wilayah operasional Go-Jek. Namun dia masih merahasiakan detil kota-kota mana saja yang akan menjadi sasaran mereka selanjutnya. "Penggunaan terbesar saat ini masih di wilayah Jabodetabek. Kalau daerah di luar Jabodetabek masih banyak yang belum kenal Go-Jek," ujarnya.
Terakhir, Nadiem akan memperkaya fitur-fitur aplikasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News