Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
Jeli melihat peluang usaha! Demikian kata banyak pebisnis di tanah air mengenai kunci sukses mereka. Ini pula yang dilakoni Ihsanudin. Mengamati pengendara motor terus bertambah, warga kota Bandung in yakin, permintaan jaket pengendara motor pasti terus tambah.
Di bawah bendera ADN Adrenalin, ia memproduksi jaket dengan bahan cordura poliester. Bahan ini kuat, tidak tembus air dan tahan angin. Tak heran produknya digandrungi para pengendara motor sudah merambah ke berbagai wilayah, seperti Bekasi, Jakarta, Surabaya, Malang hingga Sidoarjo. Bahkan, ia sudah memiliki satu agen di Malaysia.
Pria yang akrab disapa Ihsan ini berceritera, ia merintis usaha dari skala rumahan tahun 2011. Ia menggandeng teman satu kos semasa kuliah di Bandung, yaitu Yoad Nazriga Sunarto.
Sebelum mendirikan usaha konveksi sendiri, pria asal Serang, Banten ini sempat menjadi reseller jaket motor. Tetapi, kualitas produk tersebut kurang bagus dan memacu Ihsan memproduksi jaket sendiri.
Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis (STEMBI) Bandung ini terinspirasi menggeluti bisnis jaket motor, lantaran melihat masih banyak pengendara yang tidak memperhatikan faktor keselamatan ketika berkendara.
Salah satunya, tidak mengenakan jaket khusus berkendara motor. Makanya, ia tertarik menjajal bisnis ini, apalagi pemainnya belum banyak saat itu.
Bisa dikatakan ADN Adrenalin hanya membidik konsumen dari kelas menengah ke atas. Soalnya, harga satu potong jaket dibanderol Rp 350.000. "Waktu itu produsen jaket motor yang mengincar kelas menengah atas masih bisa dihitung dengan jari," tutur pria kelahiran 29 tahun silam ini.
Ihsan mengerjakan sendiri desain jaket, dengan mencari ide dari internet. Selain dibantu temannya, ia juga mempekerjakan satu karyawan pada masa awal merintis usaha. Produksi awalnya masih sekitar puluhan lembar jaket.
Sekarang, skala produksinya mencapai 500 lembar sebulan. Ia telah memiliki sekitar 14 karyawan. Ihsan juga sudah mematenkan merek ADN Adrenalin sejak Juli 2011.
Pemasaran produk ADN Adrenalin sudah cukup luas. Ini lantaran, Ihsan menggunakan tiga sistem penjualan, yaitu melalui distributor, agen dan reseller. Saat ini, ia memiliki satu distributor di Surabaya, dan sejumlah agen di beberapa kota. Adapun, reseller jumlahnya cukup banyak sehingga tidak terdata. "Makanya kalau dihitung dengan reseller, produk kami mungkin sudah tersebar di seluruh Indonesia," ungkap Ihsan.
Tak sulit menjadi distributor ADN Adrenalin. Setiap orang cukup mengambil 50 lembar jaket ADN Adrenalin. Distributor bisa mengantongi untung sekitar 30%. Sedangkan agen, wajib mengambil 12 lembar jaket, dengan margin 20%. Lebih mudah lagi menjadi reseller, karena Ihsan tidak menetapkan jumlah minimal pengambilan jaket. Adapun keuntungan bersih seorang reseller sekitar 15%.
Sistem penjualan semacam ini sekaligus menjadi alat promosi ADN Adrenalin. Makanya, hanya dalam tiga tahun, Ihsan dan rekannya sudah bisa meraup omzet minimal Rp 100 juta per bulan, jumlah yang relatif besar. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News