Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Sebagai orang tua, mungkin Anda akan pusing melihat anak kesayangan kecanduan main gim baik play station (PS), maupun gim online di personal computer (PC), tablet, maupun telepon seluler mereka. Maklum, main gim bisa lupa waktu, tak ingat makan dan malas belajar. Apalagi dengan gim di dunia maya, mereka bebas berinteraksi dengan orang luar di seluruh dunia.
Orang tua tentu khawatir anak-anak mereka tak punya masa depan, lantaran kalau sudah main gim akan meninggalkan waktu belajar, beribadah, dan kegiatan sosialisasi dengan lingkungan. Meskipun sejatinya main gim ini bisa menjadi satu profesi yang menjanjikan bagi masa depan generasi muda. Profesi bagi ahli gim ini disebut dengan game tester. Merekalah personel-personel yang bertugas menguji sebuah aplikasi gim baru sebelum resmi di tawarkan ke pasaran.
Galih Kartiko, salah seorang profesional di PT Gameloft Indonesia menceritakan, sebelum memilih profesi ini, dirinya memang sudah gila main gim sejak masa anak-anak. “Ayah saya pernah memarahi saya karena tak berhenti bermain PS. Seperti ini kata beliau, kamu itu Tuhannya TV sama PS ya, sampai lupa waktu ibadah,” kenang pria kelahiran Bantul, 18 Juni 1990. Galih termotivasi dan ingin membuktikan kepada kedua orangtua bahwa gim tidak sekadar menyalurkan kesenangan atau hobi, tapi bisa menghasilkan uang.
Namun, tak dinyana peristiwa itulah yang menuntun Galih menjadi seorang game tester profesional di Gameloft. Sekadar tahu, Gameloft adalah salah satu perusahaan game terbesar di Indonesia. Perusahaan asing asal Perancis ini berdiri pada 1 Desember 1999, fokus mengembangkan, merilis, dan mendistribusikan game plus produk-produk untuk telepon genggam dan televisi interaktif.
Kebutuhan industri
Kehadiran profesi game tester tidak terlepas dari maraknya produk gadget, baik telepon pintar, tablet atau komputer. Tiap produk baru tersebut harus mengontrol kualitas software yang tersemat di dalamnya sebelum di jual ke pasar. Nah, guna memastikan kualitas perangkat lunak itu, maka produsen peranti membutuhkan orang yang mampu mengujinya. Penguji itulah yang disebut dengan game tester. Karena itu, profesi game tester tidak bisa dipandang remeh sebatas hobi main gim tanpa batas waktu saja. Sama halnya dengan pekerjaan lainnya, game tester juga membutuhkan.
Galih menjelaskan, seorang game tester harus menyimak detail dari gambar, hingga bahasa yang ditampilkan di video gim yang dia mainkan. Mereka harus mencari dan menemukan kecacatan (bug) atau error sekecil apapun yang masih ada dalam sistem gim lalu melaporkan kepada si pembuat gim. Dengan cara ini, ketika gim tersebut dirilis, ke pasar sesuai standar dan tidak bermasalah bagi konsumen.
Salah satu contoh kecacatan dalam gim misalnya kesalahan behavior karakter dan bahasa yang tidak sesuai dengan segmen gim. Ada juga sisi cacat sound, ketika memukul musuh suara yang keluar tidak sesuai. “Tingkat kesulitan pada game tester itu mencari bug yang lebih mendetail dan pandai membagi waktu jika mendapat penugasan lebih. Jadi harus bisa multitasking,” jelas lulusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada ini. Priyo Adi Santoso, game tester Gameloft lainnya bertutur bahwa bug crash dalam gim adalah masalah serius yang bisa mempengaruhi kualitas dan standar. “Misalnya, lagi asyik nge-gim tiba-tiba crash alias ke force close. Ini yang membuat mood gamers kadang ilang soalnya progres gim enggak tersimpan di memori,” lulusan jebolan Fakultas Sastra Universitas Jenderal Sudirman ini.
Selain teliti dan cermat dalam menemukan berbagai bug, seorang game tester harus memiliki kesabaran tingkat tinggi. Sebab, proses pengujian sebuah gim bisa memakan waktu berbulan-bulan. Artinya mereka harus main gim yang sama dan mengulanginya terus-menerus. Bahkan, saat muncul kerusakan sistem di level tertentu dan kondisi-kondisi lain, game tester tetap harus bertahan.
Priyo bilang, game tester bekerja dalam sebuah tim yang melibatkan beberapa studio di luar negeri. “Di Gameloft, kami kerja bersama-sama dari studio di Mexico, Vietnam, dan Bucharest. Jadi at least bahasa Inggris minimal tertulis harus lancar dan pengetahuan gim juga enggak sedikit,” paparnya. Berhubung studio pengembang gim kebanyakan di luar negeri, maka daftar listing atau catatan pada bugbase harus dilaporkan dalam bahasa asing ke pihak developer agar bisa diperbaiki, pasca pengetesan.
Usai diperbaiki, maka aplikasi perbaikan tersebut dikirim kepada game tester untuk dijajal lagi. Alhasil game tester wajib memastikan tidak bakalan terjadi lagi missbug apalagi sampai bug critical yang berakibat gim gagal rilis.
Berbekal hobi
Pada umumnya, karier game tester bermula dari hobi main gim. Lama-lama profesi game tester bisa naik level menjadi programmer dan game desainer. “Kalau mau jadi game tester harus suka dulu sama main gim, karena kerjannya berhubungan dengan gim,” kata Denny, tester aplikasi sosial media (sosmed) dan komunitas. Saat ini, Denny tengah mengembangkan aplikasi Sebangsa, yang diluncurkan sejak Maret 2016 lalu. Sebangsa merupakan medsos untuk komunitas Indonesia yang terpilih sebagai salah satu over the top application-mobile application nasional atas dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dan lima operator seluler dalam negeri.
Sebelumnya, Denny sempat berkiprah sebagai game tester di Gameloft sekitar tujuh bulan. Ia bercerita awal tertarik menjadi game tester karena bisa mencoba gim yang belum tayang di pasaran. “Bisa mengetahui lebih jauh mengenai dunia industri kreatif dari mulai game desain,” akunya. Johanes Paulus Priyunanto, game tester Gameloft lainnya menambahkan, enaknya pekerjaan ini adalah serba bebas dan tidak ada aturan khusus misalnya soal pakaian, penampilan dan lainnya. “Mau pakai celana pendek, mau gondrong boleh, asalkan kinerjanya sesuai deadline,” paparnya.
Selama menekuni profesi ini selama lima tahun, sudah terhitung banyak gim yang dia uji. Misalnya Asphalt 7, Minion Rush, Battle Oddysey, dan sebagainya. Meski harus mengetes sebuah gim dalam waktu empat hingga enam bulan, hal ini dijalaninya dengan santai. Setali tiga uang, Priyo yang menekuni profesi ini dari kesukaannya bermain gim sejak kecil. “Kadang saya emosi kalau misal nemu bug yang ngeselin. Saya pikir kenapa enggak jadi tester game saja sehingga tahu suka-dukanya proses pembuatan gim,” bebernya.
Beberapa gim yang pernah ditangani Priyo antara lain Asphalt 8, Modern Combat 5, Siegefall, Immortal Oddysey (sudah ditawarkan di playstore) Ice Age Avalanche, Despicable Me, Asphalt, Extreme, Gods of Rome, Battle Oddysey, dan banyak lagi. Jadi game tester tidak sebatas keranjingan main, tapi tahu kelemahannya. Bagaimana, Anda minat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News