kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nia berambisi dirikan 10 cabang hingga tahun 2018 (3)


Kamis, 18 Agustus 2011 / 14:29 WIB
Nia berambisi dirikan 10 cabang hingga tahun 2018 (3)
ILUSTRASI. Warga belanja di sebuah Supermarket di Depok, Jawa Barat, Selasa (25/8). KONTAN/Baihaki/25/8/2020


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Seiring bertambahnya waktu, bisnis suvenir milik Nia Febriana terus bertambah dan membesar. Usai membuka cabang Griya Souvenia di Palembang 2010 lalu, Nia sekarang bercita-cita membuka 10 cabang lagi sampai tahun 2018. Tekun, fokus, kerja keras, berfikir positif serta perencanaan matang menjadi kunci sukses bagi Nia.

Nia Febriana terdaftar sebagai mahasiswi di Sekolah Tinggi Teknik (STT) Telkom Bandung sejak 2001. Hanya butuh empat tahun bagi Nia untuk menamatkan pendidikan sarjana (S1), tepatnya di tahun 2005.

Mendapatkan ijazah sarjana tidak membuat Nia berbangga hati untuk melamar kerja ke perusahaan bonafid. Wanita kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 28 tahun silam itu justru melewatkan begitu saja lowongan kerja di perusahaan terbaik yang datang padanya. Nia memilih untuk mandiri dengan menjadi pengusaha.

Bagi Nia menjadi entreprenur membuatnya berkesempatan memanfaatkan kemampuannya secara optimal. Beda ketika harus terjun dunia kerja yang harus ikut aturan dan standar kerja yang baku. "Saya merasa bisa mendapatkan feel jika menjadi pengusaha," terang perempuan berkacamata itu.

Gelar sarjana bagi Nia tidak menjamin seseorang bisa sukses. Baginya, ketekunan, kerja keras dan pantang menyerahlah yang membuat orang bisa sukses.

Kuliah bagi Nia hanya sarana untuk mendapatkan pola pikir yang matang dan mampu menghadapi kerasnya dunia bisnis. Makanya, saat memutuskan terjun ke dunia bisnis, Nia berprinsip: pantang kembali jika sudah memilih jalan. Dengan prinsip itu pula, ia bisa tekun dan fokus mengejar cita-citanya itu.

Nia berharap pengusaha muda yang sedang merintis usaha untuk tidak khawatir dalam memulai usaha. "Jalani saja usaha itu sembari berpikir positif," ujar Nia.

Merintis usaha dengan membuka usaha suvenir, mahar, dan seserahan di Bandung, dengan ketekunan, kerja keras dan berpikir positif, usaha Nia berkembang. Ia juga berhasil membuka cabang di Palembang, Sumatra Selatan tahun 2010. Tidak berhenti sampai di situ saja, kini Nia berambisi menambah cabang lagi. "Target saya ada 10 cabang lagi hingga 2018," kata Nia.

Dalam memilih cabang, Nia mencari kota yang berpotensi pasar seperti Palembang. Selain menjadi toko suvenir, cabang di Griya Souvenia di kota Mpek-mpek itu juga menjadi distributor suvenir wilayah Sumatera. "Lokasinya strategis," kata Nia.

Agar lebih cepat menambah cabang, Nia juga berencana untuk mewaralabakan usahanya. Dengan waralaba, Nia berharap bisa membuka kesempatan kerja baru bagi investor dan juga penambahan karyawan lebih banyak lagi. Kini, Nia tengah menggodok rencana itu.

Saat ini, Nia mengaku tengah fokus untuk menambah semangatnya. Ia yakin, semangat akan mampu menyelesaikan semua masalah bisnis. "Dalam bisnis, yang tinggal itu hanya tantangan yang mesti dihadapi," tambahnya.

Saat membuka bisnis suvenir dan seserahan, Nia mengaku yakin mampu menaklukan tantangan itu. Makanya, dia tekun berkreasi dengan terus menciptakan suvenir dan seserahan yang unik dan menarik.

Hasilnya pun tampak. Tahun 2000, saat Nia getol berinovasi seserahan, tren seserahan sesuai dengan kreasi Nia. Hingga kini, pelanggan terus bertambah lantaran Nia juga terus mengasah kemampuannya dalam berkreasi.

Jauh sebelum menjadi produsen suvenir dan seserahan, Nia sempat menjajal menjadi distributor suvenir pernikahan. Karena itu pula, ia perlahan menguasai teknik membuat suvenir dan seserahan. Yakin dengan kemampuannya, Nia memutuskan menjadi produsen sekaligus menjadi distributor hasil kreasi karyawannya.

Dalam menjajakan produk, Nia juga memberi kesempatan pelanggan memesan suvenir, seserahan atau mahar sesuai dengan selera.

Semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kencang angin yang mendera. Hal ini dirasakan oleh Nia, semakin banyak pelanggan, semakin banyak juga kritik bahkan komplain kepadanya. "Pelanggan menjadi lebih rewel, tapi itu sekarang sudah menjadi hal yang biasa," ujar Nia.

Usaha suvenir dan seserahan tidak selamanya ramai. Nia mengaku, ada waktu tertentu pesanan suvenir dan seserahan sepi pesanan. "Saat sepi saya biasanya bersosialisasi dengan karyawan," kata Nia.

Saat itulah, Nia memberikan semangat kerja bagi para karyawannya itu.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×