kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nujek sudah menggandeng hingga 100.000 pengguna


Sabtu, 09 November 2019 / 11:30 WIB
Nujek sudah menggandeng hingga 100.000 pengguna


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aplikasi transportasi online kini seolah menjadi kebutuhan utama bagi banyak warga. Tak cuma di kota besar saja tapi juga hingga ke daerah-daerah. Fenomena tersebut tidak terlepas dari agresifnya dua perusahaan transportasi online terbesar di negeri ini yakni Gojek dan Grab yang saling bersaing satu sama lain menjemput konsumen.

Namun, persaingan diantara kedua perusahaan tersebut justru menunjukkan potensi bisnis transportasi online beserta fitur-fitur lain yang mengikutinya masih terbuka lebar.
Kondisi inilah yang membuat Imam Syafii mendirikan start up transportasi online bernama Nusantara Ojek alias Nujek. "Ide tersebut muncul saat ikut short course di University of South Wales Sydney Australia pada November 2017 yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI)," tutur Imam yang menjabat  Chief Operation Officier (COO) Nujek kepada KONTAN.

Baca Juga: Rajin diversifikasi bisnis, Uber kian merugi

Bersama dua kolega lainnya yakni Moch Ghozali, Chief Executive Officer Nujek dan Umayya, Chief Technology Officer Nujek, Imam berharap keberadaan Nujek bisa mengangkat derajat ekonomi bagi para pengguna, baik itu mitra pengemudi maupun  bagi konsumen.
Hasilnya lumayan. Berdasarkan penelusuran KONTAN, aplikasi Nujek di playstore sudah diunduh sekitar 50.000 pengguna. Sedangkan Mitra Nujek sudah diunduh oleh sekitar 10.000 pengguna.

Nujek mengklaim sudah tersedia di  sejumlah daerah seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Madiun, Situbondo, Lumajang, Sidoarjo, Jombang, Gresik, Banyumas, juga Batam hingga Pontianak. Tak lama lagi, aplikasi ini sudah bisa berjalan di Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur serta Sulawesi Selatan.

Penetrasi pasar yang relatif cepat tak lepas dari karena memberikan layanan lengkap. Pertama, pengguna Nujek bisa menentukan pengemudi langganan yang dinilai cocok dengan karakteristik pengguna. Kedua, pengguna bisa memilih jenis kendaraan, pengemudi, rating, dan jarak yang dimaui. Ketiga, khusus pengguna wanita bisa memilih pengemudi perempuan.

Keempat, pengguna bisa melakukan stop and go dengan memindai QR code. "Tarif Nujek per tiga kilometer pertama Rp 5.000 dan satu kilometer berikutnya Rp 2.000," jelas Imam sambil menyebut sistem bagi hasil dari setiap layanan adalah 85% untuk mitra pengemudi dan 15% bagi Nujek.

Baca Juga: Ojek online, sudah jatuh tertimpa tangga

Fitur yang ada, memang mirip dengan aplikator sejenis. Misalnya NuRide, NuTaxi, NuFast (kurir dengan sepeda motor), NuCargo, NuFood, NuMart, NuServ dan yang bakal meluncur dalam waktu dekat adalah NuTrip dan NuStay.

Dengan makin banyaknya fitur di Nujek, Imam optimistis Nujek bakal lebih kencang mengaspal di daerah-daerah. Aplikasi ini mengembangkan pasar lewat komunitas ormas Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) yang anggotanya jutaan orang.

Hingga saat ini dari pengguna Nujek baik mitra pengemudi maupun pengguna jasa sekitar 65% merupakan pengguna aktif. Dan tahun depan ditargetkan ada 100.000 pengguna aktif dan  250.000 mitra. "Insya Allah kami optimistis 100% aktif user," kata Imam.

Untuk menggedor promosi, Nujek terbuka bermitra dengan mitra dari lokal.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×