Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
Sentra produksi ikan asin Jalan Pariwisata, Bengkulu, persis berbatasan dengan pantai. Rata-rata pekerjaan penduduk yang tinggal di sini berhubungan dengan laut: sebagai nelayan atau sebagai pengolah ikan asin.
Itu sebabnya, produsen ikan asin tak perlu pusing mencari bahan baku ikan yang akan diolah. Mereka tinggal membelinya dari para nelayan.
Proses pengolahan ikan asin dan ikan kering tawar lainnya dilakukan setiap hari. Biasanya mereka akan berbelanja ikan pada pagi hari saat para nelayan pulang dari laut. Sebelumnya, para nelayan telah memisahkan ikan berdasarkan jenisnya, sehingga pengolah ikan tidak perlu kewalahan untuk memilih ikan.
Ikan yang diolah masih berupa ikan segar. Biasanya para pengolah ikan segar ini membeli ikan yang masih ada di dalam boks. Jika modal usaha banyak, mereka bisa membeli hingga dua atau tiga boks ikan dari nelayan untuk diolah menjadi ikan kering.
Yunaedi, salah satu produsen ikan asin, membawa pulang ikan dari nelayan ke rumah. Sebelum diolah menjadi ikan asin atau ikan kering tawar, semua ikan tersebut terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Setelah itu, ikan dicampur dengan garam jika ingin mengolah ikan asin. Sedangkan untuk membuat ikan kering tawar, tak perlu diberi garam.
Lantas, ikan-ikan tersebut siap dijemur di bawah terik sinar matahari. Namun, untuk ikan yang berukuran besar, seperti ikan kakak, sebelum diberi garam harus dibelah dulu dan isi perutnya dikeluarkan agar ikan itu bisa betul-betul kering.
Yunaedi bilang, untuk mengolah ikan asin perlu dua hari dijemur di bawah sinar matahari. Namun, jika matahari tidak terlalu terik, proses pengeringannya bisa lebih lama lagi. Ikan tersebut biasanya dijemur di halaman rumah. Bila sudah kering, maka ikan siap dijual di kios yang ada di sentra ini. "Sementara, yang tidak punya kios di sini ada yang menjualnya ke pasar," kata dia.
Selain mengolah sendiri ikan yang dijual, Yunaedi juga membeli ikan asin dari Pelabuhan Pulau Baai. Di sini adalah pusat produksi ikan asin di Kota Bengkulu. Dia perlu menambah jenis ikan yang dijual karena tidak semua jenis ikan bisa didapatkan dari nelayan.
Syarial, produsen dan sekaligus penjual ikan asin di sentra ini, mengatakan, pembeli yang datang biasanya masyarakat Bengkulu atau orang-orang pendatang yang sedang jalan-jalan ke wilayah pantai. "Pembeli akan ramai pada akhir pekan serta hari-hari libur seperti Lebaran," kata Syarial.
Untuk menambah pasokan ikan kering ketika liburan, biasanya Syarial juga membeli ikan kering dari Pelabuhan Pulau Baai. Saat Lebaran, misalnya, Syarial mengaku bisa meraih omzet Rp 10 juta per hari. Padahal di hari biasa omzet rata-rata Rp 500.000. Yunaedi pun bisa mendapatkan omzet berlipat. Bila rata-rata Rp 200.000 per hari, jelang Lebaran bisa meraih Rp 1 juta per hari.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News