kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Oleh-oleh Bandung diborong warga Jakarta (3)


Rabu, 29 Juli 2015 / 10:05 WIB
Oleh-oleh Bandung diborong warga Jakarta (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Sentra oleh-oleh di Leuwi Panjang, Bandung diramaikan puluhan pedagang. Kendati bersaing ketat, tak ada strategi khusus yang mereka lakukan demi menggaet pembeli. Paling mereka aktif memasarkan ke setiap pengunjung yang lewat di depan kios.

Sentra oleh-oleh di Jalan Raya Leuwi Panjang, Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung  selalu ramai diserbu pengunjung. Salah satu penganan khas yang paling banyak diburu pembeli adalah keripik tempe. Para pedagang mengaku, keripik tempe yang mereka produksi selalu habis terjual.

Yudi, salah seorang pedagang mengaku, dalam sehari bisa memproduksi sekitar 30 kilogram (kg) keripik tempe. "Itu selalu habis setiap hari," katanya.

Menurut Yudi, hal ini tak lepas dari penjualan yang dilakukan selama 24 jam penuh. Selain itu, para karyawan juga aktif memasarkan aneka penganan kepada setiap pengunjung yang lewat di depan kios.

Menurutnya, cara itu efektif menggenjot penjualan. "Saya tidak memberikan potongan harga khusus, jadi lewat cara-cara itu saja. Terbukti pembeli banyak datang," kata Yudi.

Mayoritas pembeli merupakan warga dari luar kota, seperti Bogor dan Jakarta. Kebanyakan dari mereka itu tengah liburan ke Kota Bandung. Kadang saat libur panjang, banyak juga pengunjung dari Jawa Tengah. "Sementara masyarakat lokal Bandung sendiri sangat jarang sekali beli disini," ujar Yudi.

Yudi mengaku, diuntungkan dengan banyaknya turis lokal yang berkunjung ke Bandung. Menurutnya, bisnis   ini tetap menjanjikan selama banyak turis berkunjung.

Yudi sendiri berencana membangun toko oleh-oleh dengan ukuran yang lebih luas dan lebih besar lagi. Dengan begitu, bisa menjajakan produk makanan lebih banyak lagi. "Semakin banyak dan beragam makanan yang dijual, akan semakin menarik perhatian pengunjung," tukasnya.

Pedagang lain, Doni juga juga ramai dikunjungi pembeli dari luar kota. Setiap hari ia memproduksi 50 kg tempe dan selalu habis terjual. Para karyawan pun langsung memasak kembali tempe yang akan dijual untuk hari berikutnya. Untuk itu, ia selalu menyetok bahan baku tempe di kiosnya.

Menurutnya, produksi keripik tempe selalu habis karena didukung lokasi berjualan yang strategis. Ia beruntung kiosnya dekat dengan terminal bus Leuwi Panjang sehingga banyak dilalui transportasi umum.

Dengan begitu, banyak pula pengunjung yang hendak pulang ke kota asalnya, mampir buat berburu oleh-oleh di tempat ini. "Kebanyakan mereka pengunjung dari Jakarta yang tengah liburan di Bandung," tutur Doni.

Sama dengan Yudi, para karyawannya juga menawarkan langsung produk yang mereka jual kepada setiap orang yang lewat di depan kiosnya. Dalam sehari, rata-rata 15 pembeli sampai 20 pembeli mampir ke kiosnya. Nah, penganan wajib yang biasanya mereka beli adalah keripik tempe.

Omzet dari keripik tempe saja berkisar antara Rp 2 juta-Rp 3 juta per hari. Belum termasuk omzet dari panganan lain. Khusus untuk konsumen yang membeli dalam jumlah banyak, Doni memberikan potongan harga khusus.

Baik Yudi maupun Doni masih akan fokus memproduksi keripik tempe. Mereka juga akan terus melakukan inovasi rasa demi menggaet pembeli.            

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×