kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Omzet jutaan dikantongi pedagang kuliner Bulungan dalam semalam


Minggu, 07 Oktober 2018 / 07:30 WIB


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sejumlah orang seringkali memilih makan di luar rumah selepas kerja. Sebab, banyak orang yang terjebak kemacetan saat pulang kerja, sehingga mereka memutuskan untuk makan sambil menunggu kemacetan terurai.

Apalagi, malam-malam menjelang akhir pekan. Jumlah orang yang ingin menghabiskan malam di luar rumah semakin banyak. Boleh jadi, ada janji bersua dengan teman-teman atau sekedar melepas stres usai bekerja seminggu penuh.

Pada saat-saat inilah, biasanya pedagang kuliner di kawasan nongkrong Bulungan, Jakarta Selatan menuai berkah. Omzet mereka akan berlipat hingga dua kali lipat.

Ahmad, pemilik Sate Madura Pak Ahmad mengamininya. Dalam semalam, dia bisa menjual sekitar 1.000 tusuk sate ayam dan 1.000 tusuk sate kambing. "Ramainya hanya berlaku Jumat dan Sabtu malam," ujarnya.  

Diluar kedua hari tersebut, penjualannya biasa saja. Bahkan, boleh dibilang sepi lantaran kaum muda enggan menghabiskan malam di sana. Apalagi, kendaraan pengunjung tidak boleh parkir di pinggir jalan.

Sehingga, mereka harus jalan kaki dari dari gelanggang remaja Bulungan yang biasa menjadi area parkir kendaraan menuju gerainya.

Sudah menempati lokasi sejak tahun 1984 silam, laki-laki asal Bangkalan, Madura ini sudah merasakan manis pahitnya berdagang di sana. Dulu, dia bersama pedagang lainnya kerap berkejar-kejaran dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Gerobak satenya pun pernah dibawa dan hancur.

Sekarang, memang dia tidak lagi mengalami hal tersebut. Karena Ahmad dan pedagang lainnya selalu berkomunikasi dengan petugas bila muncul aduan warga atau lainnya yang keberatan dengan keberadaan mereka.

"Beberapa kali petugas kecamatan datang untuk lihat-lihat, dengar-dengar ada keberatan dari pihak hotel dengan area ini. Tapi, nanti kita akan coba komunikasikan dan cari solusianya," jelasnya.

Agung Yusan, pedagang dimsum mengaku, tidak khawatir dengan petugas yang datang. Asalkan ada komunikasi, dagangannya tidak akan di gusur.

Namun, dia cukup mengeluhkan gangguan dari remaja-remaja yang mabok dan membuat ulah. "Biasanya suka ada yang resek malam-malam disini," jelasnya.

Sama dengan Ahmad,  Agung juga merasakan waktu panen omzet jelang akhir pekan. Dalam semalam, total penjualannya bisa mencapai Rp 2 juta.

Bila malam masih panjang dan dimsum dagangan mulai habis, Agung menghubungi timnya untuk kembali mengirimkan dua paket besar dimsum. Uniknya, para konsumen rela menunggu meski dimsum belum sampai dan belum matang.  

Diluar akhir pekan, penjualannya tidak begitu bagus. Untuk menjual seluruh dimsumnya, biasanya Agung harus berdagang mulai dari sore sampai tengah malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×