Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pecinta burung kicau kini semakin akrab dengan jenis burung pleci. Burung bernama latin Zosterops palpebrosus ini memang bukan burung kicau kelas mahal, seperti beo atau lovebird. Namun, burung ini kian dilirik, lantaran harganya cukup terjangkau, dan bisa menirukan suara-suara burung lain alias master.
Pleci berbadan mungil dengan warna bulu kuning atau hijau. Ciri khasnya memiliki lingkaran putih pada bagian mata, sehingga sering disebut burung kacamata. Ukuran kepala pleci betina relatif lebih kecil dibanding kepala si jantan. Ekor dan paruh betina juga relatif lebih pendek dibanding si jantan.
Belakangan ini, pleci makin sering dilombakan di kontes kicau. “Kontes burung pleci mulai marak sejak 2010,” ujar Harianto, salah satu penangkar burung pleci di Cirebon, Jawa Barat.
Katanya, para pehobi mengikuti kontes bukan demi mengincar hadiah, melainkan menaikkan pamor pleci milik mereka. Kehadiran kontes kicau burung pleci sebagai ajang unjuk diri kualitas masing-masing burung pleci sehingga bisa mengerek nilai jual burung. Maklum, pleci yang sudah gacor atau jadi di mata penggemarnya bisa di hargai hingga jutaan rupiah.
Harianto menjelaskan, biasanya yang suka ngalas atau ngoceh burung jantan. Bahkan, dalam beberapa kasus, bahkan betina tidak mau ngalas. "Paling-paling hanya berkicau,” ujarnya.
Para pehobi burung kicau umumnya mencari burung dengan karakteristik yang bisa ngalas, yaitu mengeluarkan suara berulang-ulang kali seperti orang sedang ngoceh.
Pehobi sekaligus penangkar pleci di Tasikmalaya, Anwar Susanto menyebut, pleci banyak ditemukan di hutan-hutan daerah Jawa Barat. Katanya, sekitar 2009, nama burung pleci makin tenar, karena banyak tangkapan dari hutan yang dijual di pasar burung di berbagai daerah.
Harianto mengamini, peminat burung pleci makin meluas, lantaran banyak kontes kicau khusus pleci. “Sehingga bukan hanya sebagai peliharaan rumah saja, tapi pemiliknya akan melatih agar bisa menang kontes,” imbuh Harianto.
Menurutnya, keunggulan lain burung pleci, yaitu mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Makanya, burung pleci dikenal tidak mudah stres akibat pola adaptasinya yang bagus.
Saat ini, satu burung pleci hasil tangkapan di hutan dijual Rp 25.000 per ekor. Pembelinya adalah pehobi yang berniat melatih burung pleci. Jika sudah ngalas, pleci bisa dijual Rp 250.000 hingga Rp 4 juta per ekor.
Rata-rata, Anwar bisa menjual 20 ekor pleci siap kontes setiap bulan. Ia bisa meraup omzet Rp 5 juta. Sedangkan, Harianto mematok koleksi pleci yang sudah pintar kicau berkisar Rp 450.000 - Rp 500.000. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News