kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,78   -29,95   -3.11%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panen pengusaha oleh-oleh masih berlanjut hingga usai musim mudik


Sabtu, 22 Juni 2019 / 11:05 WIB
Panen pengusaha oleh-oleh masih berlanjut hingga usai musim mudik


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Musim mudik telah berlalu, tapi kesan indah masih membayang di benak para pengusaha oleh-oleh.  Arus balik mudik lebaran menjadi musim panen para pengusaha oleh-oleh. Omzet mereka naik puluhan persen dari bulan biasanya.

Choirul Mahpuduah, pemilik UD Pawon Kue sekaligus produsen Almond Crispy mengamini hal tersebut. Berdasarkan data, total penjualannya naik lebih dari 30% selama musim arus balik lebaran.

Untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen, Choirul mulai menaikkan kapasitas produksi sejak sebulan sebelumnya. "Kapasitas produksinya saya naikkan sedikit dari biasanya yang mencapai 1500 pack per bulan," katanya.

Sehari-hari Choirul dibantu enam orang karyawan untuk memproduksi Almond Crispy. Sekedar info, Choirul menawarkan lima varian rasa Almond Crispy di antaranya original dan keju.

Untuk urusan harga dia mematoknya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 61.000 per pack. Untuk konsumennya tidak hanya berasal dari Surabaya tapi juga dari Bandung, Jakarta, dan kota lainnya.

Mujiati, pemilik Sambal Cuk juga mengalami hal yang sama. Dia mengaku penjualannya meningkat sampai dua kali lipat dibandingkan bulan biasanya.

Kebanyakan konsumennya adalah para wisatawan dari Bali, Jakarta, dan kota lainnya. "Sambal Cuk ikan roa, ikan tuna, dan baby cumi yang paling banyak dibeli konsumen," katanya.

Sekedar info, Sambal Cuk mempunyai 17 varian rasa. Untuk harganya, Mujiati mematoknya mulai dari Rp 12.000 sampai Rp 35.000 per botol.

Sama seperti Choirul, Mujiati mulai menaikkan kapasitas produksi sejak awal bulan Ramadhan 2019. Sayang, dia enggan mengatakan jumlah kenaikan produksinya.

Terus berlanjut hingga akhir Juni

Arus balik hari raya Idul Fitri memang sudah usai. Namun, pengusaha oleh-oleh optimis penjualannya akan terus naik sampai akhir Juni 2019.

"Cukup banyak masyarakat yang mudik setelah hari raya," jelas Choirul.

Mujiati menambahkan libur sekolah hingga pertengahan Juni berpotensi meningkatkan penjualan oleh-oleh.

Meski permintaan oleh-oleh terus meningkat, para pengusaha harus menghadapi ketatnya persaingan. Maklum saja, saat ini makin banyak pengusaha oleh-oleh baru yang bermunculan.

Untuk mempertahankan usaha, Mujiati memilih tidak menaikkan harga jual meski harga bahan baku naik. "Tidak masalah untung jadi menurun asalkan pembeli terus berdatangan," katanya.

Menurut cerita Mujiati, harga bahan baku mulai naik sejak awal bulan puasa 2019. Misalnya, harga bawang putih naik dua kali lipat dari biasanya Rp 30.000 per Kg.

Selain itu, dia menghadirkan varian sambal baru yakni sambal baby cumi. Tujuannya, agar konsumen tidak bosan dengan produk buatannya. Tidak hanya itu, dia juga membuat Sambal Cuk dalam kemasan sachet.  

Lain cerita dengan Choirul, strateginya adalah mempertahankan kualitas produksi. Dia memilih konsisten menggunakan bahan baku premium agar rasa Almond Crispy buatannya tidak berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×