Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Rani Nossar | Editor: Rizki Caturini
Tanaman kacang panjang bernama latin Vigna sinensis masuk ke dalam golongan famili leguminosa. Tumbuhan yang hidup di kawasan panas di Asia ini kerap dikonsumsi sebagai sayur dan lalapan.
Sayuran berbentuk panjang ini merupakan tanaman semak yang menjalar, berwarna hijau dan pohonnya memiliki panjang hingga 2 meter (m). Sedangkan buahnya berbentuk polong yang ada di dalam kulit dengan panjang 25 sentimeter (cm).
Tanaman ini hidup subur di tipe tanah yang gembur serta baik berada di bawah paparan sinar matahari langsung. Oleh sebab itu tumbuhan ini cocok ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia. Lantaran berpotensi dari sisi ekonomi, tidak sedikit pembudidaya tertarik mengembangkan tanaman ini.
Kacang panjang banyak ditanam di Pulau Jawa, sebagian Sulawesi, Aceh, Sumatra Utara, dan Lampung. Hal ini disebabkan banyak petani yang menanam padi di daerah tersebut. Kacang panjang memang sangat berhubungan erat dengan penanaman padi, itu lantaran fungsi tanaman ini adalah sebagai tanaman sela.
Asadulah Aziz, petani asal Karawang, Jawa Barat mengatakan, akar kacang panjang mengandung nitrogen yang baik untuk kesuburan tanah. Sehingga setelah panen padi, biasanya lahan tidak langsung ditanam padi lagi, melainkan didiamkan selama 45 hari. Nah, selama kurun waktu itu, lahan ditanami kacang panjang agar kandungan tanah tidak jenuh. Ia menanam kacang panjang di atas lahan seluas 1.000 meter persegi (m2) sejak tahun 2010.
Kacang panjang bisa dipanen setelah 45 hari. Sekali panen ia bisa menghasilkan 3 kuintal kacang panjang yang akan dijual ke tengkulak di Karawang. Harga jual berkisar Rp 4.000 per kilogram (kg). "Namun harga jual kerap fluktuatif kadang bisa turun hingga Rp 1.800 per kg," ujarnya.
Dari hasil sekali panen, ia bisa menghasilkan omzet Rp 3 juta. Untuk biaya perawatan, pengeluaran untuk pupuk konsentrat seharga Rp 200.000 dan pupuk kompos granula sebesar Rp 80.000.
Pembudidaya kacang panjang lainnya adalah Yanti Christin di Tarutung, Sumatra Utara. Ia membudidayakan kacang panjang di lahan seluas 100 m2. Sebenarnya Yanti memiliki lahan seluas setengah hektare (ha), namun sebagian besar lahan tersebut ditanami dengan cabai.
Yanti bilang, sekali panen ia bisa mendapat sekitar 50 kg kacang panjang. Hasil panen ia jual berkisar Rp 5.000 per kg. Panen berikutnya bisa dilakukan sekali seminggu. Umur produktif kacang panjang hanya sampai enam bulan. Dalam sebulan, Yanti bisa mengantongi omzet Rp 1 juta. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News