Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi
Pertumbuhan ekonomi di daerah disokong oleh geliat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kondisi ini pula yang dialami Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Di kota angin mamiri ini, pertumbuhan ekonomi terbilang pesat karena ditopang oleh geliat UKM dan sektor pariwisata. Di Makassar, wisatawan bisa mengunjungi berbagai situs sejarah, pusat kerajinan dan kuliner.
Perekonomian di Makassar, Sulawesi Selatan, berkembang seiring naik daunnya sektor pariwisata dan kuliner di kota tersebut. Iklim ekonomi yang baik dirasakan salah satu pengusaha kuliner otak-otak ikan tenggiri dengan merek Otak-Otak Ibu Elly. Sang pemilik usaha, Elly Lianti bilang, pembangunan hotel dan pariwisata yang berkembang di Makassar membuat usahanya makin maju.
Wajar, jika kapasitas produksi usahanya terus naik. Pada 2012, ia hanya mampu produksi otak-otak 1.500 buah per hari. Kini, menjadi 3.500 buah per hari. "Ini karena makin banyak permintaan mulai dari restoran seafood dan hotel," katanya. Saat ini, Elly telah membuka cabang di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Potensi ekonomi khususnya usaha mikro, kecil dan menengah UMKM inilah yang coba digarap oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan meluncurkan unit usaha baru bernama BTPN Mitra Bisnis.
Unit usaha ini dibuat untuk pembiayaan pelaku usaha kecil dan menengah sejak 2014. Saat ini sudah ada 3,5 juta orang nasabah dengan rata-rata pinjaman Rp 25 juta.
Head of BTPN Mitra Bisnis Sony Christian Joseph dalam acara Enterpreneur Networking Forum di Makassar pertengahan pekan lalu bilang, dana yang terserap sebagian besar masuk ke tiga bidang: usaha perdagangan, manufaktur dan jasa.
La Tunreng, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bagian Sulawesi Selatan mengatakan, kota Makassar dan wilayah Indonesia timur lainnya kaya hasil tambang dan komoditas lainnya. Selain itu, infrastruktur di Makassar sudah cukup baik seperti pelabuhan dan bandar udara yang besar.
Menurut La Tunreng, dalam dua tahun terakhir, industri pariwisata dan kuliner Makassar sedang naik daun. "Daya beli masyarakat Makassar dan orang-orang di wilayah timur cukup besar. Bahkan, mengalahi spending orang Jakarta," katanya.
Kota Makassar memang memiliki beragam daya tarik wisata. Di kota angin mamiri ini, turis bisa mengunjung berbagai destinasi wisata. Contohnya untuk situs sejarah dan budaya, Makassar menawarkan Fort Rotterdame, Benteng Somba Opu, Museum Kota, Taman Miniatur, Kayangan, Pantai Losari, Karebosi, kemudian Makam Diponegoro.
Sementara itu, untuk Obyek wisata modern atau buatan ada Trans Studio Theme Park, Pantai Akkarena, pusat kerajinan emas di Somba Opu dan kerajinan Sarung di Panakukang.
Selain itu, ada pusat-pusat kuliner khas daerah seperti Coto Makassar, Mie Kering, Pallubasa, Pisang Ijo, Pisang Epe’, Konro, lulu ada pusat oleh-oleh di jalan Somba Opu, dan banyak lagi.
Data Pemerintah Kota Makassar mencatat, pada tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata dari pajak hotel, restoran dan hiburan mencapai Rp 173 miliar. Rinciannya, pajak hotel Rp 75,1 miliar, pajak restoran Rp 75,1 miliar dan pajak hiburan Rp 23,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News