kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasang harga miring untuk jerat pelanggan gorden (3)


Sabtu, 20 Oktober 2018 / 06:50 WIB
Pasang harga miring untuk jerat pelanggan gorden (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Jika banyak pelaku usaha yang terbantu oleh perkembangan teknologi untuk mempromosikan produknya, kondisi ini tak berlaku bagi para penjual gorden di Cipadu, Tangerang. Isno, pemilik Mandiri Antik tetap mempertahankan penjualan langsung ke konsumennya.  

Selama ini, Isno memang mengincar para kontraktor yang seringkali memesan dalam jumlah besar. Apalagi, bahan yang dipilih biasanya premium dengan motif dan warna yang cenderung netral. 
 
Sepuluh tahun berbisnis gorden, kendala ia hadapi saat nilai kurs rupiah lemah. Artinya, dia harus siap  merogoh kocek lebih dalam. "Seperti saat ini, saya sudah diberikan kabar untuk barang baru nanti akan ada kenaikan harga," katanya. 
 
Namun, Isno masih belum memutuskan untuk menaikkan harga jual produk atau memilih mengantongi untung yang semakin tipis demi mempertahankan pelanggan. 
 
Maklum, Isno melihat kondisi persaingan para pedagang gorden di Pasar Cipadu sudah sangat ketat. Apalagi, kini, banyak penjual gorden lain yang menawarkan harga dibawah patokan harga pasaran. 
 
Situasi ini pun berdampak baginya. Isno harus rela  kehilangan pelanggan lantaran tidak bisa memberikan harga lebih murah. 
 
Tidak ingin lagi mengalami hal tersebut, Isno memilih untuk mengikuti cara penjual lainnya dengan memberikan harga termurah. "Tidak apa-apa untung tipis asal pelanggan tidak lari ke toko lainnya," tegasnya. 
 
Lainnya, dia juga bekerjasama dengan beberapa penjual lainnya untuk memenuhi koleksi gorden premium. Menurutnya, praktek ini sudah biasa dilakukan antar pedagang. 
 
Berbeda dengan Ahmad, penjual gorden sekaligus pemilik toko Kharisma Jaya Abadi yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat pamer katalog. 
 
Meski belum bisa menjaring konsumen melalui media tersebut, dia cukup puas dapat memajang seluruh koleksi gorden miliknya. Sehingga, memudahkan konsumen saat bertanya dan meminta foto contoh produk.
 
Lainnya, dia juga mengeluhkan masalah terus naiknya harga beli gorden dari suplayer dikala permintaan konsumen sedang menurun. 
 
Selain itu, dia pun tidak berani mendatangkan barang dalam jumlah banyak. Karena, takut tidak terserap oleh pasar dan berujung rugi. 
 
Sudah 12 tahun menempati lokasi, laki-laki berusia 27 tahun ini mengaku persaingan usaha terasa sangat ketat, perang harga pun tidak bisa dihindari. 
 
"Banyak orang-orang lain yang menawarkan harga dibawah pasaran sekitar Rp 70.000 per meter," katanya. Kadang, dia harus mengikuti arus pasar untuk mempertahankan usahanya. 
 
Tapi, ada kalanya dia memilih kehilangan konsumen dari pada menjual barang dengan harga murah saat kualitas barang pilihan kosumen berkualitas premium.
 
(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×