kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar Mangkura: Ikan disuplai dari Surabaya (3)


Rabu, 27 Maret 2013 / 11:05 WIB
Pasar Mangkura: Ikan disuplai dari Surabaya (3)
ILUSTRASI. Melalui Putusan MK ini pemerintah memiliki opsi untuk menolak permohonan walaupun permohonan telah memenuhi persyaratan.


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Wajar Pasar Mangkura menjadi tujuan berburu ikan hias di Makassar. Pasalnya, hampir semua jenis ikan hias  ada di sentra ini, termasuk ikan-ikan yang cukup populer seperti cupang, koi, dan ikan arwana. Jenis-jenis ikan hias air tawar itu dipasok dari daerah sekitar Makassar namun juga dari Surabaya.

Ismail, salah satu pemilik kios ikan di situ menjelaskan, walaupun ada ikan-ikan dari sekitar Makassar sendiri, namun pemasok utama ikan  yang dijual pedagang di Pasar Mangkura dari Surabaya.

Ismail sendiri biasanya membeli berbagai ikan hias sekali sebulan. Jumlahnya bisa mencapai 4.000 ekor sekali belanja. Jika permintaan banyak, ia cukup menelpon pemasok untuk dikirim ikan yang ia perlukan. Pedagang harus membayar di muka. “Rata-rata dalam sebulan bisa habis Rp 10 juta untuk beli ikan dari Surabaya,” tuturnya.

Kebanyakan ikan yang dibeli dari Surabaya ialah jenis ikan koi, mas koki, lohan, dan arwana. Sementara, untuk ikan hias jenis cupang dan metalik, dibeli dari peternak ikan di Maros, Sulawesi Selatan. Kata Ismail, ikan dari peternak lokal biasanya lebih murah.

Setelah ikan sampai di kios, Ismail tidak langsung menjualnya. Ikan hias harus dikarantina terlebih dahulu selama sehari, agar ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Selama dipajang di dalam akuarium, ikan hias pun harus dirawat supaya tampak segar. "Ini penting supaya ikan terlihat segar oleh pengunjung, dan tidak cepat mati," ungkap Ismail. Ikan-ikan tersebut diberi pakan berupa cacing ataupun pelet. Suplai pakan ikan, didapat dari penjual ikan di kota Makassar.

Pedagang lainnya, Juprianto bilang, untuk menjaga kondisi ikan hias tetap segar dan sehat, ia memberi makan dua kali dalam sehari. Ia juga rajin membersihkan akuarium dan mengganti air sekali dalam sehari.

Juprianto menuturkan, ia menerima suplai ikan hias satu minggu sekali. Sekali kirim sekitar 300 ekor. Ia juga melakukan karantina ikan dagangannya selama satu hari. Biasanya ikan habis    terjual selama satu minggu.

"Tapi, saya sisakan beberapa ekor dari msing-masing jenis untuk dijadikan pajangan," ucapnya. Jadi, kalaupun ada yang mau membeli, ia tidak akan melepas ikan hias itu sebelum pasokan yang baru sampai ke kios.

Supaya bisa mengantongi untung lebih besar, salah seorang pedagang di Pasar mangkura, Paul mengaku akan membudidayakan sendiri ikan hias. Selama ini, ia masih memasok ikan dari Surabaya. Dari omzet bulanan Rp 10 juta, sebanyak Rp 6 juta keluar untuk membeli setok ikan.

Keuntungan yang didapat dari penjualan ikan hias rata-rata Rp 5.000-Rp 200.000 per ekor. "Saya yakin, jika bisa membudidayakan sendiri, keuntungan bisa lebih besar," ujarnya. Makanya, sekarang, ia sedang berguru cara budidaya kepada peternak ikan yang ada di Maros. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×