Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Pasar seni Kuta di Denpasar, Bali, menjadi salah satu tempat belanja favorit para wisatawan yang berlibur ke Pulau Bali. Di pasar ini wisatawan bisa memilih berbagai suvenir dan cenderamata khas Bali. Selain turis lokal, kebanyakan konsumennya merupakan turis asing. Omzet pedagang mencapai ratusan ribu per hari.
Bagi Anda yang ingin melancong ke Bali, ada baiknya memasukkan Pasar Seni Kuta dalam daftar kunjungan Anda. Pasar seni Kuta ini terletak di Jalan Kartika Plaza, Denpasar.
Jaraknya dari Pantai Kuta hanya sekitar 100 meter. Bahkan, salah satu pintu masuk pantai tersebut bisa diakses dari pasar ini. Berdiri sejak tahun 1965, pasar ini memiliki sekitar 250 kios. Kios-kios itu saling berhadapan, sehingga membentuk lorong yang lebarnya sekitar satu setengah meter.
Di pasar itu, setiap wisatawan bisa memilih berbagai suvenir dan cenderamata khas Bali. Mulai dari pakaian dengan motif Bali, bed cover, sarung, celana pendek, baju barong, lukisan, dan barang seni lainnya.
Pasar Seni Kuta mulai beroperasi pukul 07.00 Wita sampai dengan pukul 20.00 Wita. Sejak lama pasar ini menjadi tempat belanja favorit wisatawan yang tengah berlibur ke Bali.
Ketika KONTAN menyambangi pasar ini pada Minggu (13/5) siang, pukul 11.00 Wita, tampak turis asing dan domestik lalu lalang di sekitar pasar ini. Para turis itu antusias mengamati berbagai pakaian khas Bali yang dijual di pasar ini.
Umumnya, mereka membeli kaus Bali dengan bahan rayon atau katun tipis. Bukan saja buat buah tangan, pakaian itu juga banyak dipakai turis selama pelesir di Bali. "Sekitar 60% konsumen kami turis asing," kata Ni Made Surami, pedagang di pasar seni Kuta.
Selain turis asing, pembeli di toko Surami juga banyak dari kalangan artis ibukota. Pasar ini berdekatan dengan beberapa pusat perbelanjaan modern, seperti Matahari Kuta Square.
Kendati demikian, kebanyakan turis lebih senang berbelanja di pasar ini. Soalnya, mereka bisa menawar harga barang di pasar seni Kuta, sementara di pusat perbelanjaan sudah harga tetap.
Surami menjual aneka pakaian khas Bali, seperti kaus, celana, sarung, dan topi berlogo atau bertuliskan kata "Bali". Ragam produk ini dibanderol mulai Rp 20.000 sampai ratusan ribu. "Tapi bisa lebih murah, tergantung tawar-menawar," paparnya. Dia meraup omzet rata-rata sekitar Rp 500.000 per hari. Laba bersihnya sekitar 10%-15% dari omzet.
Made Mudani, pedagang lain di pasar seni Kuta, menambahkan, pasar seni Kuta adalah milik Desa Adat Kuta. Seluruh pengelolaan pasar tradisional ini juga berada di bawah kendali Desa Adat Kuta.
Mudani hanya meneruskan usaha orang tuanya. Sejak lahir di tahun 1975 silam, ibunya sudah berdagang di pasar ini. Barang yang dijualnya hampir sama dengan Surami. Harga jualnya juga tidak terpaut jauh. Sebagian besar konsumennya juga turis asing. Mudani mengaku, omzetnya dari berjualan sekitar Rp 300.000 per hari dengan laba bersih sekitar 15%-20%.
Tapi berbeda dengan Bae Dowi, pedagang lain di pasar tersebut. Sebagian besar pelanggan gerai miliknya adalah turis domestik. Perbandingannya 60% wisatawan lokal dan 40% asing. "Kalau turis asing kebanyakan hanya melihat-lihat dan tidak membeli," ujar pria yang mengantongi omzet Rp 700.000 per hari.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News