Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Tri Adi
Usaha penyewaan mobil ambulans, ternyata, cukup menjanjikan. Hanya bermodalkan dua unit mobil, Anda bisa memulai usaha ini. Margin laba yang didapat bisa sampai 50% dan dalam waktu tiga tahun modal Anda sudah bisa kembali. Tertarik?
Bisnis jasa kesehatan seperti rumah sakit atau klinik memang cukup menjanjikan. Buktinya, pertumbuhan bisnis ini begitu cepat. Peluang di beberapa bisnis pendukungnya juga terbuka lebar. Salah satunya jasa penyewaan mobil ambulans untuk mengangkut orang sakit maupun jenazah.
Menurut pemilik usaha layanan ambulans Kharisma Husada, Affan Yuswono, meskipun rumah sakit sudah memiliki ambulans, rata-rata mereka masih kekurangan armada. Nah, biasanya, pengelola rumah sakit mencari rekanan perusahaan penyewaan ambulans. “Dari sini, potensi peluang usaha penyewaan ambulans ini terbuka,” katanya.
Selain rumah sakit, menurut Affan, banyaknya pendatang di Jakarta juga menjadikan potensi pasar usaha ini semakin besar. “Kalau ada yang meninggal di Jakarta, biasanya, mereka mencari ambulans untuk membawa jenazah pulang ke kampung halaman,” kata Affan yang memberikan pelayanan sewa hingga ke Sumatra dan Nusa Tenggara Barat ini.
Beberapa acara besar seperti konser, sepeda santai, atau pertandingan olahraga juga memerlukan ambulans sebagai salah satu layanan kesehatan. “Bisa saja mereka sewa ke rumah sakit, tapi karena ambulans rumah sakit terbatas, mereka akan melimpahkan order sewa itu ke penyewaan seperti kami,” kata Affan.
Affan bilang, cara memulai dan menjalankan usaha ini tidak sulit. Modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, sementara margin keuntungan yang didapatkan bisa mencapai 50%. Dalam setiap bulan, Affan bisa mendapatkan order sewa 10 kali dengan omzet sekitar
Rp 20 juta. “Kami bisa dapat bersih Rp 10 juta,” kata Affan yang memiliki tiga ambulans.
Novie Yus Liani adalah contoh lain. Novie membuka penyewaan ambulans di Jakarta Barat sejak setahun lalu. “Ada teman yang sudah membuka usaha ini dan saya melihat potensi dan kebutuhan ambulans sangat tinggi. Jadi, saya tertarik membuka usaha ini,” katanya. Dalam sebulan, Novie yang memiliki dua ambulans ini mendapatkan order sewa antara 10 kali–15 kali.
Persaingan ketat
Baik Affan maupun Novie mengakui, persaingan di usaha penyewaan ambulans ini cukup ketat. Jumlah pemain semakin banyak. Selain itu, beberapa paguyuban keagamaan juga sudah mulai memiliki ambulans sendiri. Meski begitu, Anda tidak boleh ciut bila memang ingin membuka usaha ini. Sebab, para pesaing usaha itu bisa Anda rangkul menjadi rekanan. “Kalau sedang dapat banyak sewa, sementara mobil terbatas, kami bisa meminjam mereka,” kata Affan.
Untuk itu, dalam menjalankan usaha ini, sebaiknya, Anda juga menjalin kerja sama dengan sesama penyedia jasa rental, terutama perusahaan rental ambulans yang besar. Sebab, biasanya, perusahaan rental besar memiliki jaringan pelanggan yang luas dan namanya lebih dikenal. “Selebihnya, kita juga bisa melakukan promosi melalui jaringan di rumah sakit,” kata Novie.
Jangan lupa untuk membuat promosi secara online supaya jaringan tidak terbatas. “Tak harus berbiaya mahal, cari saja iklan gratis,” kata Affan.
Terkait dengan lokasi usaha, Anda bisa menggunakan rumah pribadi, tidak harus sewa. Yang penting ada lahan parkir dan keluar masuk kendaraan mudah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika membuka usaha ini.
Sopir pengalaman
Bagi usaha penyewaan ambulans, sopir atau pengemudi merupakan hal yang sangat penting. “Kalau promosi atau mencari pelanggan, kami bisa terjun langsung. Tetapi, untuk sopir yang membawa ambulans, kami tidak bisa mengandalkan diri sendiri,” kata Novie.
Dus, Anda harus mencari sopir yang siap melayani order pelanggan setiap saat. Sebab, usaha penyewaan ini akan memiliki nilai lebih jika bekerja 24 jam sehari. Mencari sopir juga tidak boleh asal-asalan. Syaratnya tidak hanya bisa mengemudikan kendaraan, tapi juga harus mempunyai pengalaman mengemudi di dalam maupun keluar kota. “Rute dalam kota berbeda dengan rute luar kota, misalnya jalur Pantai Utara Jawa (Pantura). Sopir-sopir itu harus memiliki pengalaman supaya layanan kepada pelanggan berjalan lancar,” kata Affan.
Menurut Affan, di tahap awal, Anda cukup memiliki satu sopir berpengalaman. “Nanti, sopir baru bisa diajak jadi kenek saat pergi keluar kota. Mereka bisa diajari langsung,” katanya.
Affan bilang, sebagai pengusahapenyewaan ambulans Anda juga harus tahu mengenai alat-alat medis yang sering dibutuhkan oleh pasien saat di ambulans. Misalnya, tabung oksigen, monitor, atau ventilator. Setidaknya Anda juga harus belajar bagaimana mengoperasikan peralatan itu. “Kalau soal menjaga pasien, kita bisa menggunakan jasa perawat. Kita bisa mencari kenalan perawat di sana. Tapi biasanya pasien sudah ada perawatnya dari rumah sakit,” katanya.
Modal usaha
Bila ingin menjajal usaha ini, Anda bila memulainya dengan dua ambulans dahulu. Harga satu ambulans dengan mobil Suzuki APV sekitar Rp 140 juta. Kemudian, Anda juga harus menyiapkan sekitar Rp 60 juta untuk membeli peralatan medis. Anda juga harus memiliki komputer atau laptop untuk melakukan promosi online. “Harus memiliki telepon seluler, sebab layanan lebih sering datang dari telepon,” kata Novie.
Tarif yang berlaku untuk jasa ambulans dalam kota rata-rata Rp 800.000 hingga Rp 1 juta per hari. Sementara, tarif sewa keluar kota mulai Rp 2 juta. Semakin jauh, tentu semakin mahal. Misalnya tarif layanan ke NTB bisa mencapai Rp 10 juta. Itu sudah termasuk bensin dan sopir. “Sopir dibayar per sewa atau kegiatan, jadi bukan gaji bulanan,” kata Affan. Upah sopir biasanya 30% dari tarif sewa.
Margin laba bersih usaha ini bisa 50% karena pengeluaran per bulan tidak besar. Yang utama adalah upah sopir, bahan bakar, listrik, pulsa, dan perawatan kendaraan.
Selamat mencoba!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News