kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,05   4,30   0.48%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pebisnis mikro, sambutlah aplikasi ini


Selasa, 05 Januari 2016 / 13:51 WIB
Pebisnis mikro, sambutlah aplikasi ini


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Para pengusaha kelontong atau kios di daerah-daerah bisa meningkatkan pendapatan lewat aplikasi Kioson yang digagas oleh Roby Tan. Aplikasi ini memudahkan transaksi pembayaran PAM, listrik sampai fasilitas belanja online dengan sistem pembayaran tunai.

Persaingan toko ritel di Indonesia tidak hanya dirasakan oleh para pengusaha besar. Namun para pengusaha toko kelontong atau kios juga makin terjepit di antara para pelaku usaha dengan modal besar tersebut. Apalagi saat ini tren bisnis e-commerce makin mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan tanpa harus keluar rumah. Hanya dengan sambungan internet dan gadget, konsumen bisa mendapatkan kebutuhannya dengan mudah

Kondisi itulah yang menjadi perhatian Roby Tan, profesional yang berpengalaman di bidang telekomunikasi. Roby sejak 2009 sudah merintis perusahaan telekomunikasi dan menjadi distributor  perangkat komunikasi seperti tablet, smartphone dan terminal wifi dengan merek Cyrus.

Dengan pengalaman itu, dia ingin pengusaha mikro dan kecil di berbagai daerah bisa juga mencecap keuntungan bisnis e-commerce di era internet ini. Namun, kendala modal, jarak serta minimnya pengetahuan tentang sistem informasi membuat mereka sulit untuk berkembang.

Itulah yang menjadi tujuan Roby sebagai founder membangun Kioson lewat bendera PT Kioson Komersial Indonesia. Dengan sebuah sistem yang sudah dibangun dalam tablet oleh tim Kioson, pengusaha mikro dan kecil di berbagai daerah bisa melakukan transaksi, mulai dari pembayaran tagihan seperti tagihan telepon dan tagihan teve berbayar.

Selain itu, sistem ini juga memungkinkan untuk pengusaha ini menjajakan fasilitas belanja online yang lebih praktis seperti beli tiket penerbangan, beli tiket kereta, reservasi hotel dan lainnya.

Biasanya, untuk bisa melayani transaksi pembayaran tagihan harus melakukan pendaftaran dan mengeluarkan modal yang cukup besar. Namun, dengan sistem yang sudah ada di tablet yang akan dimiliki oleh tiap-tiap anggota yang tergabung dalam Kioson, proses akan jauh lebih mudah.

Jasin Halim, co-founder dan Chief Executive Officer Kioson mengatakan, sebelum merealisasikan proyek ini, timnya menganalisis beberapa faktor yang membuat para pelaku UMKM yang menjalankan usaha kios tak bisa bersaing langsung dengan toko modern. "Edukasi, infrastruktur dan cara pembayaran konvensional yang membuat para pengusaha ini sebagian besar tidak mempunyai rekening bank. Para pelaku UMKM ini merupakan 90% pangsa pasar yang belum terjamah," katanya.

Hal inilah yang membuat Kioson membidik kota-kota di Indonesia lapis kedua sebagai target pasar. Meski begitu, manajemen harus bekerja keras mengimplementasikan misi ini. Pilot Project Kioson telah dilaksanakan pada 8 Agustus 2015 lalu dengan menggandeng 150 mitra di Jakarta, lalu disusul daerah Madura, Magelang dan Jepara. Menurutnya respon para mitra cukup positif, ini terbukti dengan jumlah mitra yang hampir mencapai 1.500 mitra. Kehadiran Kioson juga dapat membuat pendapatan para mitra bisa naik sebanyak 25%.

Produk yang ditawarkan oleh sistem Kioson bagi konsumen terdiri dari dua kategori yakni e-commerce dan non-e-commerce. Kategori e-commerce seperti menjual produk fesyen, peralatan kantor, alat kesehatan dan kecantikan, elektronik dan gadget. Untuk kategori non-e-commerce seperti pulsa, token listrik, pembayaran tagihan telepon, tagihan PAM, dan banyak lagi.


Tetap bayar tunai
Berbeda dengan e-commerce biasa, mitra Kioson hanya bisa dijumpai ketika konsumen datang ke kios dan mengangkes tablet yang diberikan managemen Kioson. Dari aplikasi di tablet inilah transaksi antara pembeli dan penjual serta komunikasi penjual ke managemen Kioson terjadi.

Ketika mengakses situs www.kioson.com, pengunjung hanya mendapat informasi mengenai latar belakang perusahaan. Sementara aplikasi sebenarnya berada di kios milik mitra.  

Sistem tatap muka pembeli dengan penjual masih diberlakukan mengingat sebagian masyarakat Indonesia masih tetap ingin bertransaksi langsung dan ada komunikasi yang terjadi selama proses jual beli.

Jasin bilang, pembayaran yang dilakukan mitra kepada Kioson masih menggunakan uang tunai. Ini dikarenakan para mitra di kota lapis kedua tidak memiliki kartu kredit ataupun rekening bank.

Para mitra nanti dapat mengisi saldo untuk keperluan transaksi. Selain tablet, kios yang sudah menjadi mitra akan dipasang banner dan spanduk khusus sebagai tanda pengenal.

Adapun dalam sistem kerja, Kioson akan selalu memberikan laporan melalui SMS mulai dari transaksi pembelian, proses penerimaan uang, pengiriman barang hingga barang sampai ke tangan pembeli.

Saat ini aplikasi yang memungkinkan konsumen berbelanja di toko online ternama dengan bisa membayar secara tunai melalui tempat para mitra Kioson sedang dikembangkan. "Sebab masyarakat di kota lapis kedua masih takut untuk bertransaksi secara online," kata Jasin.

Selain itu, terobosan baru yang akan dilakukan Kioson nanti adalah membuat para mitranya dapat menjadi agen baik peminjaman dana dari perusahaan multifinance dan juga agen laku pandai atau brancless banking.

Cara bergabung, setelah ditinjau langsung ke lapangan dianggap layak, calon mitra harus membayar join fee sebesar Rp 60.000 untuk mendapatkan tablet yang dapat dicicil selama 24 bulan. Selain itu membayar uang pendaftaran sebesar Rp 250.000. Mitra harus membayar deposit agar dapat melakukan transaksi pembayaran. Mitra akan mendapat komisi rata-rata Rp 1.000  setiap menjual pulsa, listrik dan air juga komisi 4% jika menjual produk e-commerce seperti elektronik & gadget.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×