kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.389   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.515   -0,52   -0,01%
  • KOMPAS100 1.059   -1,97   -0,19%
  • LQ45 792   -4,13   -0,52%
  • ISSI 254   0,61   0,24%
  • IDX30 412   -2,81   -0,68%
  • IDXHIDIV20 470   -3,89   -0,82%
  • IDX80 119   -0,38   -0,32%
  • IDXV30 123   -0,67   -0,54%
  • IDXQ30 132   -1,07   -0,81%

Pedagang pinang sulit kerek harga meski permintaan menjulang


Sabtu, 25 Agustus 2018 / 15:05 WIB
Pedagang pinang sulit kerek harga meski permintaan menjulang


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Seperti tahun-tahun sebelumnya, kemeriahan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) selalu diwarnai dengan berbagai lomba. Baik lomba yang diselenggarakan di kampung-kampung, maupun di instansi atau perusahaan.  

Salah satu lomba yang ditunggu-tunggu pada perayaan hari ulang tahun (HUT) RI adalah lomba panjat pinang. Pemandangan orang-orang yang memanjat batang pinang yang licin selalu terlihat di sudut-sudut kampung.

Tentu saja, lengkap dengan penonton yang tak henti-hentinya bersorak sorai. Ada yang memberi semangat pada peserta yang berusaha menggapai hadiah, atau tertawa dari tingkah lucu paa peserta.   

Selain membuat warga larut dalam kegembiraan, lomba panjat pinang juga membawa berkah bagi [ara penjual batang pinang.  Seperti Denny Pasulatan, penjual batang pinang asal Bogor, Jawa Barat.

Denny bilang, kenaikan permintaan batang pinang tahun ini mencapai 50%, bila dibandingkan dengan tahun lalu. Dari minggu pertama hingga tanggal 17 Agustus kemarin, ia sudah menjual sekitar 40 batang pinang.

Ia menjual batang pinang mulai dari harga Rp 350.000-Rp 400.000 per batang. Ketinggian rata-rata batang itu sekitar delapan meter. Selain Bogor, pembeli batang pinang yang datang ke lapak Denny berasal dari Jakarta, Depok maupun Tangerang.

Sayang, saat permintaan meningkat, Denny tak bisa mengerek harga jual batang pinangnya. Sebaliknya, yang terjadi harga justru turun.  "Harga batang pinang turun dari tahun lalu," keluh dia.

Meski begitu, dia pun tak ambil pusing dengan penyusutan harga ini. "Untung tipis tak apa, asal banyak penjualan batang pinang ini," ujar Denny.

Berbeda dengan Denny,  Wid Bambu, demikian ia sering dipanggil, cukup kecewa dengan dengan penurunan penjualan batang pinang selama bulan Agustus ini. Namun, pemilik UD Bambu Damai di Jakarta ini sejatinya sudah memprediksi kondisi ini akan terjadi.

"Sebenarnya sejak tiga tahun lalu, permintaan batang pinang terus menurun. Dan, pada tahun ini penjualannya makin parah," katanya.

Pasalnya, sejak awal bulan Agustus sampai puncak peringatan kemerdekaan, 17 Agustus. Wid baru menjual 13 batang pinang.

Harga jualnya dipatok sekitar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,7 juta per batang. Selain menjual batang pinang, Wid juga meanwarkan jasa menanam batang pinang hingga siap untuk dipakai lomba. Tarif jasa tanam pinang ini dibanderol Rp 750.000 per batang.

Kini, pembeli yang membeli batang pinang dan memanfaatkan jasa tanam, sebagian besar adalah pelanggan lama. Rata-rata datang dari sekitar Jakarta dan Tangerang.

Menurutnya, turunnya penjualan ini lantaran ada pergeseran budaya masyarakat. Mereka lebih senang dengan permainan digital.   

Untung kian tipis, bisnis batang pinang tak lagi menarik

Pohon pinang adalah sejenis pohon palma. Ukuran batangnya kecil, tapi lurus dan menjulang tinggi hingga 25 meter.  

Batang pinang bisa dikuliti hingga menjadi licin. Apalagi, jika dilumuri dengan minyak mesin, bisa tambah licin.

Berbagai karakteristik inilah ang menjadi alasan pohon pinang dipilih menjadi pohon panjatan. Hingga namanya populer menjadi nama lomba, panjat pinang.

Lantaran sering dipakai pada saat perlombaan, batang pinang banyak dicari menjelang peringatan hari kemerdekaan negeri ini. Bisnis batang pohon pinang tergolong sebagai bisnis musiman.

Meski penjualannya meningkat, Denny Pasulatan, penjual batang pinang asal Bogor, Jawa Barat menilai, potensi bisnis batang pinang tak lagi menarik. Sebab, harga jualnya tidak kunjung naik meski permintaan konsumen terus tumbuh.

"Tidak bisa menaikkan harga karena konsumen selalu menawar dengan harga murah, bahkan dibawah harga jual tahun lalu," katanya pada KONTAN.

Untungnya, batang pinang yang dijual merupakan hasil tanam kebun pribadi. Sehingga, dia masih bisa mengantongi untung meski harga jual rendah.

Padahal, Denny bilang, harga jual batang piang miliknya lebih murah dibanding jpenjual lainnya. Dia juga tak berpikir soal persaingan dengan penjual lainnya.

Meski bisnisnya tak lagi menarik, Denny tetap menawarkan batang pinangnya melalui berbagai media promosi. Kini, dia hanya fokus menjaring pembeli di sekitar Bogor.  

Disisi lain, stok tanaman pinang miliknya terus menurun. Umur tanamannya kini hanya sampai tujuh-delapan tahun. Sehingga, tahun-tahun depan dia pesimis dapat memenuhi permintaan batang pinang.

Wid Bambu, penjual pinang sekaligus pemilik UD Bambu Damai asal Jakarta juga mengaku pesimis dengan bisnis pinang yang sudah digelutinya sejak puluhan tahun lalu. Pasalnya permintaan pinang terus menurun saban tahunnya. Ditambah lagi, beberapa orang memilih untuk menggunakan bambu sebagai pengganti batang pinang.

Maklum saja, harga satu batang bambu lebih terjangkau dibandingkan dengan harga jual batang pinang yang mencapai jutaan rupiah per batang.

Laki-laki berusia 58 tahun ini juga mengeluhkan besarnya modal yang dikeluarkan untuk menyiapkan stok batang pinang. Seluruh batang pinang yang dijual didatangkan langsung dari Lebak, Banten.

Bukannya menutup usaha, Wid Bambu memilih tetap menyediakan batang pinang agar konsumen tidak kecewa saat mampir ke lapaknya yang berada di Jakarta Barat. Selain itu, dia juga getol mempromosikan stok pinang miliknya melalui media digital. Yakni, mulai dari website, Instagram, Facebook, dan berbagai marketplace.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×