kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Peluang amboi usaha gerai rainbow cake


Kamis, 18 April 2013 / 12:10 WIB
Peluang amboi usaha gerai rainbow cake
ILUSTRASI. Salah satu cara menghilangkan komedo adalah dengan memanfaatkan bahan alami.


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kue pelangi atau rainbow cake kini sedang menjadi tren di kalangan pecinta kuliner. Tampil dengan warna-warni menarik seperti pelangi, kue ini menggugah selera orang untuk mencobanya.

Tak heran, bila belakangan ini banyak kios atau toko kue menjajakan rainbow cake sebagai menu kue andalan. Salah satunya adalah BiteMe Rainbow di Tangerang Selatan, Banten.

Berdiri Desember 2011, toko kue milik M. Hatta Boerhanuddin ini resmi menawarkan peluang kemitraan pada pertengahan tahun lalu. Hatta mengaku, tengah melakukan penjajakan dengan dua calon mitra di Makassar dan Surabaya yang akan membuka gerai pada medio tahun 2013.

Dalam kerjasama kemitraan ini, Hatta tidak mematok paket investasi yang kaku. Jika ada mitra berminat, Hatta menyesuaikan biaya sesuai kebutuhan mitra.

Namun, menurut Hatta, setidaknya mitra harus menyiapkan investasi minimal Rp 50 juta di luar sewa tempat. Biaya itu dibutuhkan buat peralatan masak, training karyawan, dan bahan baku awal.

Untuk tempat berjualan, mitra harus menyiapkan gerai dengan tiga ruangan untuk showcase, produksi, dan ruang hias seluas 40 meter persegi. Ia bilang, semua produk kue yang dijual pusat bisa dijual mitra.

Selain rainbow cake, BiteMe Rainbow menjajakan ombre cake, red velvet cake, cupcake, dan cheese cake. Aneka kue itu dibanderol dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 1,2 juta per porsi.

Omzet Rp 30 juta

Menurut proyeksi Hatta, dalam sehari mitra bisa meraup omzet Rp 1 juta atau Rp 30 juta saban bulan. Dengan laba bersih sekitar 30%, mitra diharapkan bisa mencapai titik impas setelah enam bulan.

Kata Hatta, beberapa macam bahan baku disediakan oleh pusat, seperti tepung dan susu yang diracik sendiri. Sementara, untuk bahan baku, seperti telur, gula, mentega, bisa dibeli sendiri oleh mitra di wilayah masing-masing. "Sekitar 30% dari omzet untuk keperluan bahan baku," jelasnya.

Hatta menuturkan, kelebihan BiteMe Rainbow terletak pada inovasi produk. Dia berkomitmen meluncurkan tiga produk baru setiap empat bulan. "Sampai saat ini, produk baru yang kami keluarkan pasti diikuti oleh kompetitor," klaimnya.

Pengamat waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim, menilai dari segi bisnis, kemitraan toko kue ini tergolong unik. Pasalnya, belum banyak toko kue menawarkan kemitraan.

Namun, perlu diperhatikan produknya jangan sampai hanya laku berdasarkan tren.  "Inovasi produk perlu, tapi membuat suatu tren tidak mudah," ujarnya.

BiteMe Rainbow juga harus menentukan panduan paket investasi agar tidak terjadi masalah di kemudian hari dengan mitra. Ada baiknya dia membuat semacam skenario analisis sehingga mitra mengetahui dengan jelas proyeksi omzet yang ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×