kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang beternak sapi jumbo Limosin (1)


Rabu, 02 Agustus 2017 / 10:05 WIB
Peluang beternak sapi jumbo Limosin (1)


Reporter: Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

Sapi yang gemuk, sehat dan juga menyehatkan, tentu menjadi buruan bagi penjagal sapi. Salah satu jenis sapi berbobot besar yang kini banyak diternakkan adalah sapi limosin. Konon sapi ini pertama kali dikembangkan di Perancis.

Di Indonesia, sapi ini juga bukan pendatang baru. M. Iskandar atau yang akrab disapa Joni sudah memelihara limosin sejak 2010. Saat ini, di peternakan Santri Mandiri di Bogor, ia memelihara enam ekor sapi limosin. “Masih ada 30 sapi lagi di peternakan mitra,” jelas Joni.

Menurut Joni, kelebihan sapi ini dibanding jenis lainnya ada pada peningkatan berat badan yang tergolong cepat. Bobot sapi limosin bisa bertambah hingga 1,5 kilogram (kg) per hari. Meski demikian, menurut Joni, jenis sapi ini masih kalah dengan sapi lokal asal NTB, yakni jenis sapi SO. “Persentase karkasnya masih kalah dengan sapi lokal SO maupun sapi bali,” jelas Joni.

Namun, sapi limosin tetap bisa dijual dengan harga tinggi. Pada hari biasa, sapi limosin dijual dengan harga Rp 45.000-Rp 46.000 per kilogram. Dalam sebulan, Joni bisa menjual 60 ton sapi atau setara lima ekor limosin. “Kalau Idul Adha baru patok harga per ekor,” tutur Joni.

Sebagai peternak, Joni tidak mengembangbiakkan sapi limosin. Ia hanya melakukan penggemukan. Dia mengambil sapi bakalan ini dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Lebih banyak dari Jawa Timur, karena harganya lebih murah,” tutur Joni. Sekali pasok, Joni datangkan 15 ekor sapi limosin. Sapi-sapi tersebut, ia beli dengan harga Rp 50.000-Rp 60.000 per kg.

Sapi bertubuh besar ini rupanya banyak dikembangkan di Banyuwangi, Jawa Timur. Hampir semua peternak lokal mengembangbiakkan sapi Limosin. Salah satunya adalah Abdul Aziz.

Laki-laki yang lebih akrab disapa Mbah Ndul ini mengaku sudah sekitar tujuh tahun lalu membudidayakan sapi limosin. " Saya tertarik karena perawatannya yang mudah dan ukurannya yang besar," katanya pada KONTAN, Minggu (23/7). Sekarang, dia memelihara 10 ekor sapi limosin. Peternakannya ada di Kalipuro, Banyuwangi.

Menurutnya, kedepan potensi bisnis beternak sapi limosin masih bakal menarik. Pasalnya, banyak konsumen yang mencari sapi jenis limosin karena tertarik dengan ukuran tubuhnya yang tambun.

Dia membanderol harga satu ekor sapi pejantan dewasa diatas Rp 30 juta. Sedangkan, untuk sapi betina lebih dari Rp 20 juta per ekor. Konsumennya masih terbatas di seputar Banyuwangi. Biasanya, proses penjualan hanya dilakukan satu tahun sekali.

Mendekati momen hari raya Idul Adha, diperkirakan harga jual sapi limosin bakal naik. Sayang, Mbah Ndul enggan menjelaskan prosentase kenaikannya.    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×