Reporter: Tri Sulistiowati, Yuthi Fatimah | Editor: Havid Vebri
Semut merupakan salah satu jenis serangga yang dapat ditemukan di mana saja. Serangga kecil yang seringkali luput dari perhatian kita ini ternyata memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.
Memang tidak semua semut mengandung khasiat kesehatan. Salah satu jenis semut yang diyakini bermanfaat bagi kesehatan manusia adalah semut Jepang. Bagi kebanyakan orang Indonesia, mungkin saja baru pertama kali mendengar tentang semut jepang.
Sebenarnya, binatang ini bukan jenis semut, tetapi spesies kumbang atau bahasa latinnya adalah Tenebrio. "Masuk kelompok kumbang terlihat dari badannya yang keras dan memiliki sayap," ujar Muhammad Agus Sholeh, salah seorang pembiak semut jepang asal Mojokerto, Jawa Timur.
Namun, kata Agus, karena ukurannya seperti semut dan berasal dari Jepang maka disebutlah semut jepang. Semut ini berkhasiat untuk kesehatan manusia, seperti menurunkan kolesterol, mengobati penyakit jantung, asam urat, diabetes, dan masih banyak lagi.
Karena manfaatnya itulah, kini banyak sekali masyarakat yang membiakkan semut Jepang. Agus sendiri sudah membiakkan semut jepang sejak tiga tahun lalu. Saat ini, ia punya pembiakan sebanyak delapan stoples semut Jepang. Satu stoples terdiri dari seribuan ekor semut jepang. "Kalau di total semua sekitar 10.000 ekor semut jepang," katanya.
Agus membanderol harga semut jepang Rp 3.000-Rp 5.000 per ekor. "Kalau untuk konsumsi Rp 3.000 per ekor, sementara Rp 5.000 per ekor untuk pembibitan," jelasnya.
Dalam sebulan, Agus bisa menjual 600 ekor semut jepang, dengan omzet sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta per bulan.
Keuntungan bersih dari pembiakan semut jepang ini terbilang besar, yaitu 70% dari omzet. Kebanyakan konsumennya berasal dari kota Mojokerto dan sekitarnya. Namun, tak jarang, ada pembeli dari Jakarta, Batam, Riau, Sulawesi, dan Kalimantan.
Pembiak lainnya adalah Muhammad Imam Fatoni asal Semarang. Laki-laki 19 tahun ini baru membiakkan semut jepang setahun lalu. Saat ini dia memiliki 1.500 ekor semut hitam yang dipelihara dalam tiga stoples kue. Sebelumnya, dia hanya menjadi reseller semut hitam, tapi setelah diberikan indukan oleh salah seorang rekannya, dia lantas ikut membiakkannya.
Fatoni banyak menggunakan media digital seperti website, akun sosial dan lainnya untuk memasarkan semut jepang hasil ternaknya. Ia membanderol semutnya seharga Rp 5.000 per ekor. Dalam sebulan, dia dapat menjual sekitar 100 ekor, dengan omzet sekitar Rp 500.000. Meski kecil, keuntungan yang didapat Fatoni mencapai 100%.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News