Reporter: Fahriyadi | Editor: Havid Vebri
Kentang goreng krispi atau french fries mungkin bukan produk baru dalam bisnis franchise dan kemitraan. Kendati demikian, bisnis ini masih tetap ramai diserbu pendatang baru. Salah satunya adalah Mutoharoh, pemilik Kiya Potatoes di Rawamangun, Jakarta Timur.
Ia mulai menekuni usaha kentang goreng ini sejak 2010. Setahun kemudian, pria yang akrab disapa Toha ini berhasil menyusun konsep kemitraan dan langsung menawarkannya.
Saat ini, Kiya Potatoes menawarkan paket investasi berbentuk gerobak senilai Rp 4 juta. Investasi itu sudah termasuk peralatan lengkap, gerobak, serta bahan baku awal. "Nilai investasi itu masih relatif cukup terjangkau," katanya.
Ia memperkirakan, mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 200.000 per hari. Omzet itu didapat dari penjualan 40 pack kentang dengan bobot 100 gram per pack. Setiap pack kentang dibanderol Rp 5.000.
Menurutnya, laba usaha ini berada di kisaran 30%-50% dari omzet. "Dengan laba itu mitra bisa balik modal dalam dua bulan," katanya. Toha mengklaim, Kiya Potatoes memiliki keunggulan dalam hal rasa. Ada delapan pilihan rasa yang ditawarkannya, seperti barberque, pizza, balado, dan blackpepper.
Cara penyajian kentang buatannya juga berbeda dari yang lain. Ia bilang, kentang gorengnya biasa dihidangkan dengan siraman mayones dan saus diatasnya. "Kentang buatan kami juga selalu digoreng ketika ada pesanan dari pelanggan sehingga dijamin kesegarannya," jelasnya.
Menurut Toha, saat ini Kiya Potatoes sudah memiliki sembilan gerai. Perincian enam gerai milik mitra yang tersebar di Jakarta dan Cibinong, dan sisanya milik sendiri. Ia mengakui, jumlah mitra tersebut masih jauh dari target. Awalnya, Toha menargetkan jumlah mitra tahun ini mencapai 50 mitra.
Untuk menggenjot mitra, tahun ini ia berinisiatif memperbaiki manajemen. "Promosi juga akan lebih ditingkatkan lagi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News