Sumber: Kontan 26/6/2013 | Editor: Havid Vebri
Gerai restoran makanan asing kian menjamur di kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta. Salah satunya adalah gerai restoran Taiwan. Bahkan, tawaran kemitraan restoran Taiwan kini mulai bermunculan.
Salah satunya adalah tawaran waralaba dari Blackball Indonesia di Jakarta. Waralaba restoran Taiwan ini dibawa masuk oleh PT Fresco pada awal tahun ini.
Berbeda dengan restoran pada umumnya, Blackball hanya menyajikan makanan penutup (dessert) sebagai sajian utama. Restoran ini menyajikan aneka dessert olahan es dengan jelly.
Bagi orang Indonesia sendiri, makanan yang disajikan Blackball Indonesia seperti racikan es campur yang memiliki khas rasa manis bertekstur kenyal dan legit.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau mulai Rp 17.000 hingga Rp 26.000 per porsi. "Bahan bakunya juga impor dari Taiwan dan semuanya bersifat herbal sehingga baik untuk kesehatan," ujar Robin Soesanto, staf Franchise and Business Developmet PT Fresco.
Saat ini total gerai Blackball Indonesia sudah ada delapan. Rinciannya, dua milik sendiri dan enam sisanya milik mitra. Seluruh gerai berlokasi di mal-mal di Jakarta seperti Mal Central Park, Living World Mall, Mall Artha Gading, Kota Kasablanka, Lotte World, dan Supermall Karawaci. "Tapi di ruko juga bisa," tambah Robin.
Blackball Indonesia menawarkan paket investasi dengan kisaran Rp 250 juta untuk kontrak pemakaian merek selama lima tahun, dekorasi dan segala peralatan pendukung. Syarat kerjasama, mitra wajib menyediakan tempat seluas minimal 40 meter persegi.
Tempat yang dibutuhkan agak luas karena untuk area dapur saja memakan tempat hingga 30 meter persegi. Sementara sisanya dipakai buat menampung pengunjung. "Kira-kira muat untuk 12 orang," ujar Robin.
Hanya saja, paket Rp 250 juta itu masih bersifat tentatif. Pasalnya, bahan baku dan peralatan yang dipakai langsung didatangkan dari Taiwan. Namun, yang meringankan, PT Fresco tidak memungut biaya royalti kepada franchisee.
Menurut Robin, biaya operasional kebanyakan habis buat membeli bahan baku. Setiap bulan, biaya bahan baku ini bisa mencapai Rp 50 juta. Adapun target omzetnya sekitar Rp 10 juta per hari atau Rp 300 juta per bulan. Dengan laba 20%, mitra bisa balik modal dalam waktu 15 bulan.
Utomo Njoto, pengamat waralaba dari Franchise Technology menilai, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan bisnis ini. Pertama, menentukan lokasi yang sesuai dengan target pasar. "Target omzet Rp 10 juta per hari itu tidak mudah, jadi lokasi harus cocok dengan pasar," ujarnya.
Selain itu, pusat harus bisa memastikan kelancaran pengiriman bahan baku. Bila terhambat bisa berdampak besar bagi penjualan.
Blackball Indonesia Thamrin City Building
Level 1, H31, No. 1-5 Thamrin City Boulevard, Jakarta Pusat HP. 08126201424
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News