kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peluang datang dari komik Jepang


Senin, 08 Mei 2017 / 14:25 WIB
Peluang datang dari komik Jepang


Reporter: Danielisa Putriadita, Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Seiring berkembangnya penerbitan komik digital, menggambar karakter alias manga kini semakin populer, khususnya di kalangan anak muda. Bahkan, saat ini ada aplikasi Android yang memberikan wadah bagi para pembuat komik pemula untuk menerbitkan hasil karyanya.

Tingginya minat pemula untuk menggambar karakater juga terinspirasi dari kisah sukses para animator Indonesia di kancah perfilman internasional, antara lain Andre Surya yang terlibat dalam pembuatan film besutan Marvel, seperti Iron Man, Transformer, Terminator dan Star Trek.

Melihat tingginya minat anak muda untuk menggambar karakter kini bermunculan jasa kursus menggambar, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta.

Salah satunya adalah IkuZo Japanese & Manga Center di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Pendiri IkuZo adalah Vera Wedyaningsih, lulusan Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Beppu, Japan pada 2005.

Berdiri sejak 2007, IkuZo kini memiliki delapan cabang, di Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan Solo. Dalam sebulan, total murid yang berlatih di IkuZo sekitar 500 orang dari semua cabang. "Kalau total murid dari 2007 sudah mencapai ribuan anak," kata Vera.

Mayoritas murid di IkuZo adalah usia anak-anak mulai tiga tahun. Namun, di IkuZo juga terdapat usia dewasa yang berlatih menggambar manga. "Range usia dari 3-25 tahun anak kuliah, dulu juga pernah ada ibu-ibu tapi sedikit jumlahnya," ujarnya.

Murid usia dewasa yang mengambil kelas menggambar biasanya memang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai desain grafis. Namun, ada beberapa diantara mereka yang berlatih karena hobi dan gemar dengan manga. Vera menceritakan, beberapa karya murid IkuZo pernah diterbitkan di Gramedia.

Berasal dari Jepang

Berasal dari Jepang, IkuZo pun menggunakan kurikulum manga dari Jepang yang sudah dikombinasi dengan budaya Indonesia untuk setiap program pengajaran. IkuZo menyiapkan program tingkatan menggambar manga dari dasar hingga profesional.

Program manga di IkuZo terbagi menjadi tiga, yaitu coloring for kids untuk usia empat hingga enam tahun, drawing for kids untuk usia enam hingga 13 tahun, kelas manga profesional dan kelas digital manga untuk minimal usia 13 tahun.

Latihan menggambar manga di IkuZo bisa diikuti dengan tarif belajar mulai dari Rp 400.000-Rp 800.000 per bulan. Murid yang belajar di IkuZo bisa mendapat sertfikat setelah mengikuti ujian kenaikan level yang diadakan IkuZo.

Meski peminatnya banyak, menurut Vera, masih banyak orang Indonesia melihat manga dari sisi buruknya saja, seperti mengandung unsur porno dan gambar monster. "Padahal di Jepang, manga menjadi penggerak ekonomi," ujar Vera.

Pemain lainnya adalah Kumara Sadana Putra, pemilik Studio Art Magic di Surabaya. Kumara mengatakan, kursus menggambar karakter sangat diminati. "Di sisi lain lembaga pendidikan khusus menggambar masih terbatas," jelasnya.

Menurutnya, bidang ini cukup diminati karena profesi ini dianggap cukup menjanjikan ke depannya. Usaha yang baru dibuka Februari 2013 ini membuka kelas menggambar untuk anak-anak sampai orang dewasa, dengan pembagian enam kelas, yaitu Abracadabra (kelas pra universitas seni dan desain), Wingardium Laviosa (kelas privat materi basic drawing) dan Expecto Patronum (kelas pemahaman dasar menggambar khusus anak).

Lalu kelas Flagrante (kelas software yang fokus memberikan pelatihan ketrampilan teknik digital dengan Photoshop, Illustrator, dan Corel), kelas Dissendium (kelas pra universitas seni dan desain khusus jurusan arsitek) dan Salvio Hexa (kelas gambar komik dengan materi seputar dasar menggarap komik teknik manual).

Pria lulusan Domus Academy Milan, Italy ini telah merancang kurikulum khusus sehingga dalam waktu satu semester siswa sudah dapat menghasilkan desain yang sesuai keinginan. Khusus untuk menggambar manga, para siswa sudah dapat menghasilkan satu kolom gambar bercerita.

Sampai sekarang ada 30-40 siswa yang mengikuti kelas menggambar manga dari total 120-150 siswa yang terdaftar di sekolah miliknya. Sedangkan, untuk pengajarnya ada 14 orang. Dalam sekali pelatihan dibutuhkan waktu selama dua jam.

Studio Art Magic mematok tarif Rp 1,5 juta-Rp 1,7 juta per semester dan Rp 4,8 juta per tahun untuk program pra universitas. "Omzet dalam setahun bisa mencapai ratusan juta," kata Kumara kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×