kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Peluang kemitraan crepes masih tetap kres


Sabtu, 21 Desember 2019 / 09:15 WIB
Peluang kemitraan crepes masih tetap kres


Reporter: Ratih Waseso, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA Bisnis camilan masih menjanjikan. Salah satunya adalah terang bulan tipis yang populer dengan sebutan crepes. Kudapan yang terbuat dari tepung terigu atau gandum dengan ragam isian ini punya banyak penggemar. Tak cuma anak-anak, tapi juga kaum muda dan dewasa.

Inilah yang membuat crepes jadi salah satu kudapan favorit banyak kalangan. Faktor ini pula yang membuat banyak penjaja crepes, biasanya berbentuk gerai, bertebaran di sejumlah tempat dan lokasi. Mulai di pelataran minimarket hingga pusat perbelanjaan. Termasuk juga, yang menawarkan kemitraan usaha.

Baca Juga: Adonan peluang crepes masih kres

Dengan citarasa yang unik, para pebisnis crepes, terutama yang menawarkan kemitraan usaha terus, berupaya membuat inovasi bisnis. Langkah ini supaya tidak kalah bersaing dengan makanan dan camilan kekinian lainnya.

Untuk mengetahui perkembangan bisnis kemitraan crepes, KONTAN akan mengulas beberapa pebisnis kemitraannya. Berikut ulasannya:  

Fan's Crepres

Ini adalah usaha kemitraan crepes milik Dicky Dzulkarnain asal Solo, Jawa Tengah. Sejak berdiri 2015, sampai saat ini baru ada empat gerai milik mitra yang beroperasi tersebar di Solo, Bali, Padang, dan Kalimantan. Adapun gerai milik pribadi masih satu gerai yang berada di Solo.

Meski hingga kini belum mengalami tambahan gerai, Dicky masih optimistis, bisnis crepes masih menjanjikan. Selain pasar yang luas, model tempat jualannya juga beragam. Ada yang tipe gerobak di pinggir jalan hingga berupa outlet yang ada di mal.

Makanya, hingga kini Dicky masih menawarkan kemitraan Fan's Crepes. Paket kemitraan Fan's Crepes yang dia tawarkan juga belum mengalami perubahan. "Paketnya masih sama, yaitu Rp 6 juta saja," katanya ke KONTAN.

Dengan paket tersebut, mitra akan mendapatkan ragam fasilitas perlengkapan dan peralatan usaha. Termasuk pula sebuah booth, tepung premix 10 kilogram, pelatihan karyawan, dan lainnya.

Soal menu, Fan's Crepes belum ada tambahan karena Dicky menilai, yang ada saat ini sudah beragam. Mulai rasa cokelat, keju, stroberi, hingga kacang, dengan banderol harga antara Rp 5.000 sampai Rp 8.000 per porsi.

Biar usaha crepes bisa berjalan, Dicky berharap, mitra  serius dan konsisten dalam berbisnis kudapan tersebut. Sebab, pihak pusat bakal membantunya dari sisi promosi dan pemasaran.

Dengan upaya tersebut, Dicky menargetkan, ada tambahan gerai mitra Fan's Crepes. Kalau bisa, saban bulan ada tambahan dua mitra bisnis. Dan saat ini, ia tengah melakukan negosiasi dengan mitra. "Saat ini masih proses deal, semoga jadi," ujarnya.  

Villa Crepes

Pemain lainnya yang juga dari Solo adalah Villa Crepes. Usaha milik Laksono Agung ini sudah beroperasi sejak 2006. Selama 12 tahun, Laksono menawarkan kemitraan usaha tersebut. Hanya, sejak 2018 lalu dia menutup kemitraan gerai Villa Crepes.

Memang, kalau dilihat dari jumlah mitranya, tinggal satu yang masih beroperasi dan ada di Surabaya. Sedangkan gerai milik pusat juga ada satu yang bercokol di Solo.

Penyebab utama tidak berjalannya usaha Villa Crepes adalah kesulitan para mitra saat berjualan di mal. Mulai sewa mal yang terus merangkak naik hingga jumlah orang yang berkunjung ke mal semakin berkurang. "Kami sudah off dari tahun lalu dan mencoba berbisnis crepes dengan merek baru," kata Laksono kepada KONTAN.

Sayang, Laksono tidak memerinci perbedaan detail antara Villa Crepes dan label crepes anyar yang bernama Caliph Crepes. Yang jelas, saat ini ia sudah mempunyai dua gerai Caliph Crepes di Solo serta Surabaya.

Sebelumnya, Villa Crepes menawarkan paket kemitraan dengan nilai investasi Rp 40 juta dan Rp 60 juta. Fasilitasnya, mulai ragam peralatan dan perlengkapan usaha, bahan baku, tenaga kerja, hingga program pemasaran. 

Spinner Laker

Pemain lainnya di usaha crepes ialah Andre Ary Setiawan yang membuka gerai Spinner Laker pada Mei 2018 di Yogyakarta. Selama setahun lebih, usaha Spinner Leker mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Saat ini, sudah ada 14 gerai Spinner Leker  yang beroperasi. Perinciannya: 11 gerai milik mitra dan sisanya punya pusat. Lokasi gerai tersebar tidak cuma di Yogyakarta, tapi juga kota lain, seperti Surabaya, Cirebon, Pemalang, hingga Lombok dan Samarinda.

Adapun dari sisi paket kemitraan ada perubahan. Kalau dulu ada tiga paket kemitraan mulai Rp 20 juta sampai Rp 60 juta, sekarang nilai investasinya turun. Yang termurah senilai Rp 15 juta dan termahal sebesar Rp 37 juta yang terbagi dalam empat paket. "Paket waralaba ini sudah dapat peralatan, beragam topping, bahan baku, dan lainnya," jelas Andre kepada KONTAN.

Mitra masih wajib membeli bahan dan kemasan di pusat. Untuk franchise fee, tidak ada lagi. Dengan skema tersebut, mitra bisa meraup laba hingga Rp 13,8 juta sebulan, dengan target balik modal sekitar dua bulan sampai tiga bulan.

Gerai Spinner Laker sendiri  terdapat di pusat belanja dan tempat lainnya. Dan, ini menjadi kelebihan dari gerai crepes tersebut. Melihat hal itu, Andre pun optimistis, jumlah mitra bisnis yang bisa bergabung dengan Spinner Laker bertambah banyak dan bertambah 20 mitra di 2020.

Leker Muzzer

Kondisi berbeda Laker Muzzer alami. Sempat vakum, Leker Muzzer mulai mengaktifkan kembali kemitraan usaha yang sempat vakum. Saat KONTAN mengulasnya pada Juni 2015, Ali Azhar, pemilik Leker Muzzer, menyebutkan, tengah memperbaiki sistem agar pada saat membuka penawaran kemitraan usaha kembali, manajemen pusat sudah punya kiat untuk mencegah gerai yang tutup.

Dan mulai tahun ini, Leker Muzzer mulai membuka kembali tawaran kemitraan. Paket kemitraan yang mereka tawarkan tergolong ramah di kantong, cuma Rp 4,9 juta saja. "Mitra sudah siap berjualan dengan paket tersebut," klaim Ali ke KONTAN.

Karena baru saja membuka kemitraan, mitra bisnis masih belum ada. "Kami mulai aktif lagi hampir setahun, gerai pusat masih satu di Yogyakarta. Nanti yang mengelola usaha ini adalah anak sana yang kebetulan sedang menunggu waktu wisuda saja, sehingga dia bisa lebih fokus dalam berbisnis," tutur Ali.

Meski Leker Muzzer ada di pengelolaan anaknya, Ali memastikan, tetap ada inovasi di setiap gerai Leker Muzzer. Inovasi yang dia lakukan bakal searah dengan target pasar yang sudah Leker Muzzer tentukan, yakni membidik kalangan milenial.

Selain itu, rencananya ada paket investasi lainnya. Namun, Ali masih belum bisa memberikan bocoran. "Masih kami matangkan dan desain lagi dibenahi," katanya.
Dengan sistem kemitraan yang baru, Ali menargetkan, setiap gerai Leker Muzzer bisa meraup omzet sebesar Rp 400.000 per  hari, dengan keuntungan sekitar Rp 240.000.

Dan, dalam hitungan waktu tidak terlalu lama, mitra bisnis sudah bisa balik modal. Targetnya, tahun depan bisa menjaring 50 mitra bisnis.
Siapa yang tertarik?           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×