kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang manis dari bisnis Martabak Denis


Rabu, 18 Desember 2013 / 12:50 WIB
Peluang manis dari bisnis Martabak Denis


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Martabak sudah tidak asing di lidah orang Indonesia. Lantaran konsumennya luas, banyak pelaku usaha yang tertarik menjajakan jenis makanan ini. Salah satunya, Deni Rahmat Wijaya (35) yang mendirikan Martabak Denis di Kuningan, Jawa Barat.

Usaha Martabak Denis dirintis sejak  2002. Kemudian, untuk mengembangkan bisnis, ia menawarkan kemitraan pada Februari 2011. Deni bilang, saat ini ada 12 gerai Martabak Denis yang tersebar di Kuningan, Sumedang, dan Yogyakarta. Empat gerai milik sendiri, sisanya kepunyaan mitra.

Martabak Denis menjual martabak manis aneka topping dan martabak telur. Uniknya, Deni membuat empat jenis adonan, yaitu original, coklat, cappuccino, dan pandan. Topping yang digunakan pun bervariasi, seperti kurma, pisang, durian, kacang, cokelat, dan keju.

Satu porsi martabak manis ukuran mini dibanderol Rp 5.000-Rp 10.000. Sedangkan ukuran besar seharga Rp 19.000-Rp 37.000 per porsi. Adapun, martabak telur dipatok Rp 18.000-Rp 40.000 per porsi.

Anda tertarik? Ada tiga paket investasi yang ditawarkan, yaitu berbiaya Rp 15 juta, Rp 35 juta, dan Rp 50 juta.

Dengan membayar investasi itu, mitra mendapatkan booth berbahan aluminium, peralatan masak, seperti loyang, kompor, dan stoples, x-banner, bahan baku awal, seragam, dan pelatihan. "Perbedaannya pada ukuran booth dan jumlah peralatan yang didapat mitra," kata Deni.

Selain itu, untuk paket Rp 15 juta, mitra hanya bisa menjual martabak yang berukuran mini.

Promosi tanpa royalti

Menurut Deni, satu gerai  bisa menjual sekitar 200-250 porsi per hari. Jadi, setiap hari bisa mengantongi omzet berkisar Rp 2,5 juta-Rp 3 juta. "Tetapi, untuk awal usaha, biasanya mitra meraup omzet Rp 1 juta-Rp 2 juta per hari," ungkapnya.

Dengan perhitungan laba bersih 40% dari omzet, modal mitra bisa kembali dalam waktu enam bulan sampai setahun.

Sebagai bentuk promosi, Deni tidak memungut biaya royalti khusus untuk 20 gerai pertama mitra. Sedangkan, gerai berikutnya akan dikutip  biaya royalti sebesar 3% - 5% dari omzet bulanan.

Deni mewajibkan mitra membeli bahan baku martabak manis dan martabak telur dari pihak pusat seharga Rp 15.000 per kg. Bahan baku itu bisa dibuat dua loyang martabak. "Bahan baku kami membuat martabak terasa kenyal di mulut, dan teksturnya tetap utuh meski martabak sudah dingin," klaimnya.

Pengamat waralaba, Amir Karamoy menilai, bisnis martabak masih punya peluang menarik, lantaran banyak sekali penggemarnya. Namun, pengamatannya, hampir semua martabak ditawarkan dengan rasa dan topping yang hampir sama.
"Jadi, pelaku usaha harus menonjolkan ciri khas sehingga ada yang membedakan produknya dengan kompetitor," paparnya.

Di sisi lain, Amir bilang, kebanyakan pemilik usaha martabak baru fokus memasarkan produk. Belum ada pemain yang secara serius memperkuat branding sehingga martabaknya bisa menguasai pasar. Padahal, menurut Amir, jika diseriusi, bisnis martabak bisa menghasilkan omzet yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×