kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Peluang menjanjikan budidaya pohon serbaguna (1)


Selasa, 01 April 2014 / 14:08 WIB
Peluang menjanjikan budidaya pohon serbaguna (1)
Drakor Under The Queen?s Umbrella dibintangi Kim Hye Soo menjadi drakor terpopuler pada minggu keempat bulan Oktober tahun 2022.


Reporter: Pratama Guitarra, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri

Pohon enau atau aren (Arenga pinnata) merupakan tanaman serbaguna. Hampir semua bagian tanaman ini bernilai ekonomis. Buahnya bisa diolah menjadi kolang-kaling sebagai campuran es, manisan, atau dimasak sebagai kolak.  

Daunnya biasa digunakan sebagai bahan atap rumah. Sementara lidinya bisa dibuat barang anyaman sederhana dan sapu ijuk. Tanaman ini juga populer sebagai penghasil utama gula yang biasa disebut gula aren.

Tanaman ini masuk dalam suku aracaceae atau pinang-pinangan. Bentuk pohonnya hampir mirip pohon kelapa. Bedanya, batang pohon kelapa bersih dan buahnya besar. Sementara aren buahnya kecil dan batangnya kotor serta ditumbuhi ijuk.

Batangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dengan diameter pohon mencapai 65 sentimeter (cm). Tanaman ini banyak tumbuh liar di hutan-hutan di Indonesia.

Namun, saat ini, masyarakat mulai banyak membudidayakan tanaman ini lantaran peluang ekonomi yang dihasilkan cukup besar. Dian Kusumanto, salah satu pembudidaya Aren di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara mengaku telah membudidayakan Aren sejak 2008.

Ia berpatungan dengan enam orang temannya menanam aren di lahan seluas 20 hektare (ha). Dari budidaya tanaman ini, ia lebih banyak mengolahnya menjadi gula aren. Namun, saat ini tanaman arennya belum berproduksi.

Tanaman aren baru bisa disadap untuk diambil airnya setelah berumur tujuh tahun. Selain membudidayakan aren untuk diambil air niranya, ia juga mengembangkan bibit aren untuk dijual. Selain dipasarkan di daerahnya, bibit aren itu juga dipasarkan lewat internet.

"Konsumen saya dari berbagai daerah di Indonesia," ujarnya. Ia menjual bibit aren dalam bentuk kecambah seharga Rp 3.500–Rp 4.000 per bibit. Bibit ukuran lebih besar hanya dijual di daerahnya seharga Rp 20.000–Rp 25.000. Dian bisa menjual 10.000-20.000 kecambah aren setiap bulan, dengan omzet sekitar Rp 30 juta–Rp 50 juta. 

Usaha budidaya tanaman aren juga ditekuni oleh Evan Hamzah asal Nganjuk, Jawa Timur. Selain bibit, ia juga menjual gula aren hasil menyadap dari pohon aren miliknya. Evan membudidayakan pohon aren di lahan seluas 1 ha.

Menurut Evan, setiap pohon Aren bisa menghasilkan lima ikat gula aren yang beratnya mencapai 15 kilogram per hari. Harga gula aren dibanderol Rp 25.000 per ikat atau Rp 9.000 per kilogram (kg). Dari penjualan gula aren ini ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari.

Ditambah omzet dari penjualan bibit, pendapatannya bisa mencapai Rp 45 juta Rp 60 juta per bulan.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×