Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Meski bukan panganan asli Indonesia, piza kini cukup populer di lidah masyarakat kita. Makanan berupa roti tipis dengan aneka taburan topping tak hanya bisa dijumpai di restoran, tapi juga gerobak-gerobak pinggir jalan.
Peluang menjajakan piza dengan harga miring inilah yang ditangkap Naning Sudarsono. Ia merintis usaha bertajuk Pizza Muraah di Bekasi sejak awal 2012. Konsep awalnya adalah menyajikan piza dengan harga terjangkau namun tetap berkualitas.
"Dulu saya pernah coba beli pizza yang murah, tapi ternyata topping sosisnya cuma 10 iris," ujar Naning. Dari sinilah, ia membuat keunggulan merek dagangnya, yakni menyajikan irisan topping yang penuh, sehingga pembeli puas. Ada aneka topping yang ditawarkan Pizza Muraah, mulai dari sosis, daging asap, daging giling, ikan tuna, hingga topping vegetarian.
Mulai akhir 2012, Naning menawarkan kemitraan. Sekarang, ada 16 gerai Piza Muraah yang berlokasi di Bekasi, Kalimantan, dan Papua. "Empat milik saya, sisanya milik mitra," ujarnya.
Ada tiga pilihan paket kemitraan Pizza Muraaah, yaitu mulai dari paket Rp 13 juta, paket Rp 17,5 juta, dan paket seharga Rp 35 juta.
Mitra akan memperoleh gerobak, seluruh peralatan seperti oven, tabung gas, freezer, container box dan loyang, bahan baku awal, seragam, dan pelatihan. Perbedaan paket dari jenis bahan gerobak yang didapat mitra. Selain itu, pada paket ketiga, mitra mendapat tambahan motor beroda tiga.
Tiap bulan, mitra diproyeksikan bisa meraih omzet Rp 18 juta hingga sekitar Rp 35 juta, tergantung jenis paket. Dengan perkiraan laba bersih sekitar 30%, mitra ditargetkan dapat kembali modal dalam waktu kurang dari enam bulan.
Satu porsi Pizza Muraaah dijual mulai dari Rp 20 ribu dengan diameter 20 cm, hingga Rp 30 ribu untuk loyang berdiameter 23 cm. "Harga tergantung lokasi. Di Papua, bisa Rp 45.000 per loyang besar," papar Naning. Naning tidak memungut royalty fee, tapi wajib membeli roti beku dari pusat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
