Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor furnitur dari kayu nasional pada September 2022 mencapai US$ 395,5 juta atau sekitar Rp 5,62 triliun.
Guna meningkatkan capaian ekspor dari sektor furnitur ini, Deputi Bidang UKM, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba mengatakan, diperlukan juga kemitraan antara usaha besar dan pelaku UMKM. Saat ini pemerintah mengajak industri yang berbasis nilai tambah untuk digerakkan menjadi pendorong kinerja ekspor melalui sejumlah insentif.
"Seperti, industri kreatif yang di dalamnya termasuk furnitur, homedecor, dan homeware yang memiliki keunggulan kompetitif dibanding negara lain, karena di dunia tidak ada negara yang memiliki limpahan bahan baku sebagaimana di Indonesia," ucap Hanung dalam keterangan tertulis, Jumat (9/12).
Baca Juga: Kemendag Fasilitasi Misi Dagang ke Arab Saudi, Teken Kontrak Dagang Rp 8 Miliar
Upaya tersebut juga sesuai arahan Presiden Jokowi untuk membentuk kemitraan UMKM dengan usaha besar dalam rantai produksi global meningkatkan peluang UMKM naik kelas.
Hanung mengatakan, kemitraan dapat tercipta pada level yang sama diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak. Serta memberikan peluang bagi UKM untuk masuk pada rantai pasok utama, tidak terbatas pada supply bahan pendukung, dan memberikan transfer teknologi dan pendampingan kualitas produk UKM.
Hanung menekankan pelaku UMKM perlu diberi kesempatan untuk membuat produk baru yang sesuai dengan spesifikasi produk pasar internasional dan usaha besar.
Baca Juga: Sejumlah Tantangan Ini Berpotensi Hambat Pertumbuhan Industri Manufaktur pada 2023
Maka dari itu, perlu juga dilakukan pembinaan UMKM dan bantuan uji coba membuat prototype oleh K/L teknis dan perguruan tinggi serta pendampingan sertifikasi, pembiayaan, dan desain produk.
"Hubungan kemitraan ke depan dapat membentuk dan memperkuat ekosistem hexahelix rantai pasok yaitu pemerintah, perguruan tinggi, pengusaha, komunitas, media, dan perbankan," tutur dia.
Maka, melalui SME-X 2022: The Excellence Craftmanship of Indonesia, yang dilaksanakan di Yogyakarta diharapkan mendorong sinergi dan kolaborasi antar pelaku UKM dan antara UKM dengan aggregator. Agar pelaku UKM mampu menciptakan produk-produk yang dapat bersaing dan diterima pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News