kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Pemerintah Pastikan MBG Serap Produksi Susu Dalam Negeri


Sabtu, 16 November 2024 / 08:00 WIB
Pemerintah Pastikan MBG Serap Produksi Susu Dalam Negeri
Proses pemerahan susu sapi di Jakarta, Kamis (14/11). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/14/11/2024


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi meminta Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) tidak perlu khawatir soal penyerapan produk susu lokal.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan bergulir mulai Januari 2025 nanti membutuhkan pasokan susu yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan 15 juta penerima manfaat.

"Tidak perlu takut soal pasar, kan, sudah diciptakan dengan adanya program MBG. Justru kita saat ini kekurangan pasokan susu, maka pemerintah akan mengamankan produksi susu dalam negeri untuk kebutuhan MBG," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (15/11). 

Baca Juga: Menyeduh segar cuan susu segar Fresh Milk

Budi Arie menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk memastikan penyerapan produksi susu lokal terutama dari koperasi. Meski begitu, dia menekankan pentingnya para peternak sapi perah dan pengelola koperasi susu untuk memastikan kualitas susu yang mereka hasilkan terjamin dan harga bersaing. 

Berdasarkan data GKSI, rata-rata produksi harian susu segar mencapai 1,23 juta liter per hari. Sementara kebutuhan untuk memenuhi program MBG sekitar 3 juta liter per hari. Artinya, ada gap yang harus peternak dan koperasi susu penuhi dengan meningkatkan produktivitas.

Meski begitu, Budi Arie menyadari, upaya peningkatan produktivitas terkendala beberapa hal, seperti jumlah sapi perah yang terus berkurang. Sebelum kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) merebak, populasi sapi sebanyak 239.196 ekor. Namun, kini tersisa 214.878 ekor. Merespons hal itu, pemerintah akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×