Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup atau perusahaan rintisan masih akan menghadapi tantangan pendanaan pada tahun ini.
Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan suntikan dana untuk startup akan sangat bergantung pada suku bunga The Fed.
Bila Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku buka, maka dapat dipastikan pendanaan bagi startup akan sangat minim mengalir ke Indonesia.
"Jika diturunkan akan sedikit angin bagi perusahaan digital meraih pendanaan tapi jika ditahan atau dinaikkan akan semakin banyak startup yang tutup," jelas Nailul pada Kontan.co.id, Jum'at (8/3).
Baca Juga: Untukmu.AI Mendapatkan Pendanaan Tahap Awal
Nailul melanjutkan, jika melihat trennya, suntikan pendanaan untuk startup di Indonesia kian anjlok dari tahun ke tahun.
Laporan Google, Temasek dan Bain Company bertajuk e-Conomy SEA 2023, menunjukkan nilai investasi ke startup Indonesia anjlok 87% secara tahunan di semester I. Nilainya turun dari US$ 33 miliar menjadi US$ 400 juta.
Data serupa dari dealroom.co juga menunjukkan penurunan lebih dari 50% untuk pendanaan perusahaan rintisan di Indonesia.
"Kalau lihat dari dari prediksi ekonomi digital Indonesia dari Google, Temasek dan Bain Company juga menurun dari laporan 2021 ke 2023. Prospek ekonomi digital tengah suram," jelas Huda.
Hasilnya, banyak startup di Indonesia yang tertekan hingga berhenti beroperasinya karena minimnya pendanaan.
Untuk itu, sekarang banak startup yang mengubah pola strateginya ke arah merger dan akuisisi karena jika tidak mereka akan lebih mudah keluar dari ekosistem bisnis ekonomi digital.
Baca Juga: Pegadaian Gandeng Startup Fairbanc untuk Mempermudah Nasabah Mendapatkan Pembiayaan
Terpisah, CEO dan Co Founder Rekosistem, Ernest Layman mengatakan saat ini memang belum waktu yang tepat untuk melakukan pendanaan bagi perusahaan rintisan. Untuk itu Rekosistem belum mempertimbangkan untuk mencari pendanaan secara aktif pada tahun ini.
"Karena kondisi market sekarang lagi menantang, jadi not good timing untuk melakukan pendanaan sebenarnya," kata Ernest dijumpai di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (7/3).
Meski begitu, Ernest terbuka dengan adanya investasi baru jika Rekosistem mendapatkan penawaran yang menarik.
Hanya saja, hal ini bukan menjadi prioritasnya pada tahun ini. Sebab, ekosistem masih memiliki kas yang sehat untuk mengembangkan ekspansi pada tahun ini.
"Makanya ketika ditanya tahun ini buka pendanaan saya bilang sifatnya responsif dan saya belum bisa bilang ini akan ada round dan size-nya seberapa besar," tutur Ernest.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News