kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Layanan delivery produk segar bisa berkembang jika ekosistem terbangun baik


Jumat, 24 September 2021 / 17:20 WIB
Pengamat: Layanan delivery produk segar bisa berkembang jika ekosistem terbangun baik
ILUSTRASI. TaniHub Group


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia memaksa pemerintah mengambil kebijakan untuk memberlakukan penerapan PPKM. Pembatasan mobilitas tersebut membuat masyarakat terpaksa harus membatasi ruang gerak bagi untuk beraktivitas, salah satunya termasuk berbelanja.

Untuk memudahkan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti berbelanja kebutuhan bumbu dapur, buah-buahan, dan sayuran, terdapat inovasi baru yang disediakan Startup layanan belanja seperti Sayur box, Happy Fresh,  TaniHub, Etanee, dan juga Aratamart.

Dengan menggunakan layanan aplikasi tersebut, maka masyarakat bisa belanja dengan tenang dan kebutuhan buah dan sayur dapat langsung diantarkan ke rumah tanpa perlu khawatir dan beresiko terpapar virus Covid-19, karena harus berbelanja ke luar.

Baca Juga: Pertumbuhan Toko Online Bahan Makanan Belum Akan Mengancam Minimarket

Melihat hal tersebut, Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, startup penyedia layanan pesan antar seperti sayuran dan produk segar tersebut bisa berkembang dan akan banyak peminat jika ekosistem terbangun dengan baik.

“Dalam hal ini petani harus dikumpulkan dan dibangun data serta produknya, kebutuhan logistik yang harus dipikirkan, dan juga pelanggannya kan harus diajak menggunakan layanan. Semua harus dibangun. Tidak bisa berharap semua bergabung dengan sendirinya,” ujar Heru kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).

Heru juga menyampaikan, untuk bisa bertahan, startup sayuran dan produk segar tersebut tantangannya sangat besar. Pertama harus dipastikan produk yang dikirim ke pembeli dalam keadaan segar. Sebab dalam hal ini pembeli tidak bisa langsung melihat dan memilah produk yang akan dibelinya.  

Kedua, memastikan ketersediaan produk dari petani dapat terpenuhi sehingga , dan ketiga adalah memastikan produk yang dikirim melalui pesan antar tersebut sampai dalam keadaan baik, seperti sayuran dan  buah-buahan masih dalam keadaan baik, sehingga kepercayaan pembeli bisa dibangun. 

Selanjutnya: Sejak 2017 hingga kini, TaniFund sudah salurkan pendanaan Rp 324,3 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×