Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
Soto termasuk salah satu kuliner khas Nusantara yang mudah ditemukan di berbagai kedai. Hampir setiap daerah punya sajian soto. Dengan harga yang relatif bersahabat, penggemarnya pun datang dari berbagai kalangan usia.
Kini, mari kita sambangi Soto Bening Boyolali Mbok Roes yang menyajikan soto khas Boyolali, Jawa Tengah. Sebagaimana soto di provinsi ini, jenis sotonya berkuah bening, penyajiannya ditemani aneka lauk-pauk.
Soto Bening Mbok Roes didirikan oleh Nani Suharsi sejak 1999 di Salatiga, Jawa Tengah. Tapi kini, usaha soto ini telah dikembangkan oleh menantunya, Adianto Nugroho. Sejak akhir tahun 2013, usaha ini menawarkan kemitraan.
Saat ini Soto Bening Boyo-lali Mbok Roes telah memiliki empat mitra yang tersebar di Semarang, Sumedang, dan Boyolali. Sedangkan dua gerai milik pusat.
Jika berminat bergabung, Adi menawarkan dua paket investasi yaitu Rp 50 juta dan Rp 100 juta. Untuk paket Rp 50 juta, mitra akan mendapatkan gerobak, peralatan masak lengkap, pelatihan pegawai, kerjasama promosi, serta bahan baku awal untuk dua hari. Paket investasi ini berlaku untuk masa kontrak tiga tahun.
Sementara untuk paket Rp 100 juta, mitra akan mendapatkan gerobak, peralatan masak, cara menciptakan resep, dan kontrak kerjasama selama lima tahun. Adi mengatakan, paket kedua ini khusus untuk mitra di luar Pulau Jawa. "Kita kasih cara membuat resep dan mereka tak perlu membeli bahan baku dari pusat," kata dia.
Konsep harus jelas
Dengan asumsi sebanyak 100 pengunjung per hari, mitra diestimasikan bisa meraih omzet sekitar Rp 900.000−Rp 1,4 juta saban hari. Setelah dikurangi biaya bahan baku, gaji pegawai, sewa tempat dan biaya operasional lainnya, mitra masih bisa mengantongi laba bersih 20%−25%.
Untuk paket Rp 50 juta, waktu balik modal sekitar enam bulan. Sedangkan untuk paket investasi sebesar Rp 100 juta, perkiraan balik modal sekitar setahun.
Adi tidak mengenakan biaya royalti bagi mitra. Tapi khusus mitra yang mengambil paket Rp 50 juta wajib membeli bumbu dari pusat untuk membuat kuah sebesar Rp 150.000 per 250 mangkuk.
Meski pemain bisnis soto cukup banyak, tapi Adi tetap optimistis usaha sotonya akan bisa berkembang. Tahun ini, Adi menargetkan bisa menggandeng 10 mitra baru di berbagai daerah.
Pengamat waralaba, Evi Dyah, mengatakan, usaha makanan di Indonesia, termasuk soto, masih akan terus memiliki peluang yang menjanjikan. Meskipun sebuah usaha sudah beroperasi cukup lama sebelum akhirnya menawarkan kemitraan, namun untuk bisa berhasil tetap harus memiliki konsep bisnis yang jelas. Selain itu, mitra juga harus bisa menyasar lokasi yang strategis. "Pebisnis soto juga harus mempertahankan kualitas rasa yang ditawarkan," kata dia.
Tidak ketinggalan, mitra juga harus menjaga kualitas pelayanan supaya bisa bertahan di tengah persaingan bisnis sejenis yang cukup ketat.
Soto Bening Boyolali Mbok Roes
Jl. Patimura 53 Salatiga, Jawa Tengah
HP: 085641316046
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News