kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha perikanan minta subsidi biaya logistik


Rabu, 14 Februari 2018 / 15:41 WIB
Pengusaha perikanan minta subsidi biaya logistik
ILUSTRASI. PENGOLAHAN IKAN TUNA SIAP EKSPOR DI AMBON


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha yang bergerak pada sektor perikanan masih mengeluhkan biaya pengiriman ikan yang mahal. Upaya pemerintah untuk memperbaiki distribusi dan logistik masih belum dirasakan oleh pelaku usaha. 

"Ongkos angkut produk perikanan masih tinggi," ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang kelautan dan perikanan, Yugi Prayanto kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Berdasarkan data Yugi, ongkos pengiriman ikan dari Kendari yang dekat dengan sentra perikanan ke Jakarta mencapai Rp 35 juta per kontainer.

Biaya ekspor pun dinilai masih tinggi. Guna mengirim produk perikanan ke China, industri perlu membayar sebesar Rp 27,3 juta per kontainer. Sementara untuk ekspor ke Taiwan, biaya angkut yang dibutuhkan sebesar Rp 30 juta per kontainer.

Yugi bilang, sebelumnya pemerintah telah memfasilitasi hubungan antara industri pengangkut dan pelaku usaha perikanan. Namun, pemerintah belum dapat melakukan intevensi harga.

Melalui tol laut, pemerintah juga melakukan subsidi untuk pengiriman. Tapi, tol laut kurang menjangkau daerah perikanan sehingga tidak dirasakan oleh industri.

Oleh karena itu Yugi menyarankan agar pemerintah juga melakukan subsidi biaya logistik bagi sektor perikanan. "Biaya logistik sektor perikanan perlu juga subsidi," terang Yugi.

Mahalnya ongokos angkut tersebut tidak hanya bagi pengangkutan dalam negeri dari sentra perikanan menuju industri. Biaya yang tinggi juga membebani pengiriman produk perikanan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×