kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,11   2,80   0.31%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan motor bekas lesu


Kamis, 16 Oktober 2014 / 16:42 WIB
Penjualan motor bekas lesu
ILUSTRASI. Aturan Teknis Perpajakan Hingga Revisi DHE Belum Juga Rampung, Ekonom Sebut Berpengaruh ke Aktivitas Ekonomi. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Meski harga motor bekas lebih murah dari motor baru, bukan berarti penjualan motor bekas selalu tinggi di pasaran. Mudahnya membeli motor baru serta gengsi pengguna membuat banyak orang kini memilih motor baru ketimbang bekas.

Akbar Hendra, pedagang motor bekas di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku, penjualan motor bekas tahun ini cenderung menurun dari tahun lalu, Selain di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Akbar juga memiliki sebuah showroom motor bekas di kawasan Roxy, Jakarta Pusat. "Penjualan di dua tempat ini cenderung turun," katanya.

Biasanya, kata Akbar, satu showroom bisa menjual minimal 20 motor sampai 30 motor per bulan. Tapi sekarang paling hanya bisa menjual 10 motor saja. "Itu sudah bagus bisa menjual 10 motor," katanya.

Sepinya penjualan sudah dirasakannya sejak empat empat bulan terakhir. Omzet yang didapat pun turun. Sebelumnya, ia bisa mengantongi omzet Rp 40 juta per bulan, sekarang hanya Rp 30 juta per bulan.

Akbar mensinyalir, penurunan ini dikarenakan banyak orang malas mengurus surat-surat motor yang masih menggunakan nama orang lain. Selain itu, nominal uang muka untuk pembelian motor baru dan motor bekas juga sama.

Uang muka membeli motor baru biasanya dipatok minimal Rp 500.000. "Motor bekas juga segitu," ujarnya. Kecuali motor bekas keluaran terbaru dikenakan uang mukanya minimal Rp 1 juta.

Ribetnya persyaratan mendapatkan kredit juga membuat banyak orang malas membeli motor bekas. Persyaratannya sama dengan kredit motor baru, seperti KTP, KK, dan selip gaji.

Untuk menggenjot penjualan, Akbar bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan Adira Finance untuk urusan kredit motor. Ia juga berusaha menekan uang muka kredit motor hingga serendah mungkin.

Selain itu, ia juga menyediakan model-model yang paling banyak peminatnya, seperti motor skutik. Tapi tetap saja tak mampu mendongkrak penjualan. Saat KONTAN mengunjungi showroom motor bekasnya terdapat lebih dari 50 motor dari berbagai jenis dan merek. Motor itu keluaran tahun 2009–2014.

Pemain lain yang juga penjualannya turun adalah Cheppy Musabarani asal Cipondoh, Tangerang. Pemilik showroom motor bekas bernama Cecep Motor ini mengaku, penjualan agak sei dibandingkan tahun lalu.

Cheppy sudah terjun di bisnis jual beli motor bekas ini lebih dari 30 tahun silam. Saat KONTAN mengunjungi showroom motor bekas ini memang tidak terlihat ada pembeli.
Di showroom ini terdapat lebih dari 80 unit motor yang sebagian besar motor jenis matik dan beberapa motor bebek.

Cheppy bilang, dalam sebulan bisa menjual hingga 50 motor, baik secara tunai maupun kredit. Perolehan omzetnya bisa mencapai Rp 60 juta dengan laba bersih 25%. Sebelumnya, penjualan bisa lebih dari itu.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×