kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan paper tole melonjak jelang Natal


Senin, 13 Desember 2010 / 12:32 WIB
Permintaan paper tole melonjak jelang Natal
ILUSTRASI. Proyek infrastruktur di Jalan Tol Jakarta-Cikampek


Reporter: Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi

Menjelang Natal seperti sekarang ini, permintaan kartu ucapan jenis paper tole meningkat tajam. Bahkan, penjualan salah satu produsen kartu ucapan paper tole di Pekanbaru, Riau naik hingga tiga kali lipat ketimbang bulan biasa. Pesanan tidak hanya datang dari pembeli lokal saja, tapi juga dari para ekspatriat yang bekerja di Indonesia.

Meski ada layanan pesan singkat alias SMS, bagi sebagian orang, berkirim kartu ucapan saat Natal sudah menjadi tradisi. Makanya, permintaan kartu ucapan enggak ada matinya dan akan meningkat menjelang Natal seperti saat ini.

Yulie Tang, pemilik anekahobby.com, produsen kartu ucapan yang berlokasi di Pekanbaru, Riau, mengungkapkan, pesanan sudah datang sejak November lalu. Puncaknya, pada awal Desember. "Naiknya sampai tiga kali lipat dibanding bulan sebelumnya," ujar dia.

Menurut Yulie, ada satu jenis kartu ucapan yang saat ini banyak dipesan. Yaitu, kartu ucapan jenis tiga dimensi yang dibuat dengan menggunakan teknik paper tole. Harga kartu ucapan ini berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 500.000 per pieces.

Memang, harga kartu ucapan jenis ini terbilang lebih mahal dibandingkan dengan kartu ucapan pada umumnya. Soalnya, proses pembuatannya yang terbilang cukup sulit. Untuk membikin satu kartu ucapan paper tole berukuran 60 centimeter saja, Yulie membutuhkan waktu hingga tiga jam.

Detail proses pembuatannya, setelah membikin konsep kartu ucapan, Yulie kemudian memotong karton dan menaruh potongan karton tersebut di atas gambar, yang lalu direkatkan dengan lem silikon.

Selanjutnya, karton diwarnai dengan crayon craft dan diakhiri dengan cat pernis agar terlihat mengkilap. "Yang terpenting adalah, bagaimana menyusun potongan kertas agar gambar terkesan hidup dan bernyawa," kata Yulie.

Selain bisa digunakan sebagai kartu ucapan, paper tole juga dapat dipakai sebagai hiasan dinding. Walau permintaan menjelang Natal tahun ini melonjak tiga kali lipat, sayang, Yulie tidak mau mengungkap omzet dari bisnisnya tersebut. Yang jelas, dia bilang, margin dari usaha membuat kartu ucapan paper tole bisa mencapai 75%. "Modalnya cuma 25% dari harga jual," ujarnya.

Tingginya margin yang masuk ke kantong Yulie, lantaran bahan baku yang digunakan untuk membuat kartu ucapan paper tole tidak harus selalu baru. Tapi, bisa juga memanfaatkan barang-barang bekas, seperti karton yang sudah tidak terpakai lagi. Jadi, semuanya bergantung pada ide dan kreativitas si pembuat.

Lain lagi dengan Karel Fandy yang sedikit mau terbuka. Pemilik Arel Studio 18 ini mengaku bisa meraup pendapatan hingga Rp 18 juta dari penjualan kartu ucapan paper tole saat Natal. Tapi, "Permintaan naiknya cuma 10%," ungkap dia.

Minimnya peningkatan pesanan kartu ucapan paper tole ini, Karel mengatakan, karena produk buatannya dibanderol dengan harga yang lebih mahal ketimbang kartu bikinan Yulie. Yakni, Rp 220.000 hingga Rp 5,3 juta per pieces. Soalnya, kreasi kartu ucapan paper tole buatan Karel menggunakan foto asli sebagai latar belakangnya.

Semakin detail latar belakang yang ingin dibuat, harga jualnya pun semakin mahal. "Yang paling susah, jika background pohon atau hutan yang banyak rantingnya," kata Karel.

Menurut Karel, kartu ucapan paper tole buatannya tidak hanya dibeli oleh orang lokal saja, tetapi juga para ekspatriat. " Sekitar tiga persen konsumen saya ekspatriat," ujarnya.

Tapi, bukan cuma produk buatan Karel yang dibeli oleh warga negara asing yang bekerja di Indonesia. Kartu ucapan paper tole bikinan Mariam, pemilik Crayon Craft, juga banyak diborong para ekspatriat. "Sekitar 40% pelanggan saya para ekspatriat," ujar dia. Kartu ucapan paper tole made in Marian dilego mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 400.000 per pieces.

Yulie menuturkan, kerajinan paper tole, meskipun terbilang masih baru, mempunyai prospek yang cukup cerah. Tidak hanya pada momen-momen tertentu seperti Natal dan hari besar keagamaan lainnya, tetapi juga pada hari-hari biasa.

Pasalnya, selain didalam negeri, peluang bagi kerajinan paper tole untuk menembus pasar ekspor juga terbuka lebar. "Jika dikerjakan dan dikelola secara serius, kerajinan ini bisa diekspor," kata Yulie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×