Sumber: Kontan 17/1/2013 | Editor: Havid Vebri
Marcell Diaz sudah menekuni bisnis peternakan sapi perah dan sapi potong sejak tahun 2008. Dengan luas lahan peternakan mencapai 20 hektare (ha), ia kini mengantongi omzet hingga Rp 3 miliar per bulan dari usaha peternakan ini.
Perkenalannya dengan dunia peternakan berawal dari keterlibatannya membenahi peternakan milik saudara iparnya di Kalimantan Barat pada tahun 2005.
Kala itu, kondisi peternakan saudara iparnya itu nyaris bangkrut. "Waktu saya ke sana, yang tersisa hanya enam ekor sapi dengan grade C," tutur Marcell.
Saudaranya sudah tidak berniat meneruskan peternakan tersebut dan hendak menjual. Namun, Marcell berpikir sayang jika peternakan tersebut dijual.
Sebagai seorang tenaga ahli pemasaran di sebuah bank asing ternama di Jakarta, Marcell pun membantu membenahi pengelolaan peternakan sapi tersebut hingga bisa pulih.
Marcell membantu melakukan pembenahan, terutama dari sisi keuangan yang memang dia kuasai. Berkat bantuannya, akhirnya peternakan itu bisa berkembang dan berjalan hingga sekarang. "Dari situ, saya belajar banyak mengenai pengelolaan peternakan sapi," katanya.
Saat itu, Marcell masih belum terjun ke bisnis peternakan. Ia masih bekerja di bank asing di Jakarta. Sampai suatu ketika, anak keduanya mengidap penyakit leukimia atau kanker darah.
Ia dan sang istri pun harus menjaga anak mereka di rumah sakit secara intensif. "Hampir setiap hari, kami menginap di rumah sakit," tutur Marcell.
Merasa tak enak dengan tempatnya bekerja karena sering izin, Marcell dan istrinya yang juga bekerja di bank asing memutuskan mengundurkan diri dari jabatan mereka pada tahun 2007.
Mereka fokus merawat anak hingga tahun 2008. Lantaran sudah tidak bekerja lagi, ia dan isterinya memutuskan untuk hijrah dan menetap di Kalimantan Barat.
Marcell pun terpikir untuk membuka usaha sendiri supaya bisa bekerja lebih fleksibel. Namun, baru dua bulan berselang setelah kepindahan mereka ke Kalimantan Barat, anaknya yang mengidap leukimia meninggal dunia. "Anak saya adalah sumber inspirasi terbesar saya dalam membangun peternakan," tuturnya.
Marcell terinspirasi membangun usaha peternakan sapi perah agar dapat menghasilkan banyak susu sapi murni. Ia menuturkan, perkembangan penyakit kanker sangat tergantung pada imunitas anak.
Sementara, sistem kekebalan tubuh bisa ditingkatkan melalui susu sapi murni yang benar-benar segar. Maka, pada tahun 2008, Marcell membangun peternakan sapi di bawah bendera usaha PT Cesna Agro Borneo.
Kini, luas lahan peternakannya sudah mencapai 20 hektare yang berpusat di Kalimantan Barat. Sementara, cabang usahanya ada di Tangerang dan Bandung.
Total sapi perah peliharaannya kini mencapai 170 ekor yang mampu memproduksi 1.500 liter susu per hari. Sementara, jumlah sapi pedagingnya sudah sebanyak 2.000 ekor. "Omzet saya Rp 3 miliar per bulan," ujarnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News