kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak: Tudingan Kemtan kepada industri pakan tak berdasar


Rabu, 14 November 2018 / 21:23 WIB
Peternak: Tudingan Kemtan kepada industri pakan tak berdasar
ILUSTRASI. Peternakan ayam modern


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Kementerian Pertanian (Kemtan) yang menuduh pabrik pakan besar (feedmill) sebagai penyebab tingginya harga jagung di pasaran, dianggap tidak berdasar. Kemtan justru dianggap hanya berusaha melemparkan tanggung jawab ke pihak lain, untuk menutupi ketidakmampuannya mengelola pasokan jagung. 

Ketua Presidium Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi menuturkan, gudang-gudang feedmill tidak cukup besar untuk bisa menampung produksi jagung yang mencapai hampir 30 juta dalam setahun ini.  

“Sekarang nalarnya dipakai. Memang kemampuan gudangnya feed mill itu berapa juta ton? Bulog saja sebagai badan logistik kapasitas gudangnya cuma berapa ribu ton,” ujar Ki Musbar dalam keterangannya, Rabu (14/11). 

Ia mengilustrasikan, per tiga bulan, produksi jagung nasional bisa mencapai 10 juta ton jika mengikuti klaim Kementan. Apabila 70%-nya disebutkan diserap oleh feedmil,  maka tiap tiga bulan pabrik pakan besar ini memiliki stok 7 juta ton jagung pakan. 

Padahal, kebutuhan jagung industri  hanya 700.000 ton per bulan atau setara 2,1 juta ton dalam satu kuartal. Ditambah dengan buffer stock sekitar 1 juta ton untuk 1,5 bulan, kelebihan jagung yang bisa diserap feedmil dari petani hanya mencapai 4 juta ton.

Ia pun meminta Kementan mengakui realitas yang ada dan tidak menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam. Kenyataannya, saat ini harga jagung sudah melonjak hingga Rp 5.700—Rp 5.800 kilogram rata-rata secara nasional. 




TERBARU

[X]
×