kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petikan laba dari Kursus Musik Percik


Selasa, 04 Juni 2013 / 13:37 WIB
ILUSTRASI. Reksadana pendapatan tetap menjadi kontribusi terbesar secara industri. KONTAN/Muradi/2015/03/09


Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Banyak hobi yang bisa ditekuni sejak masa kanak-kanak. Salah satunya hobi bermain musik. Untuk mengembangkan hobi dan mengasah bakat ini, banyak orang tua yang mengikutkan anaknya di tempat kursus musik. Peluang pasar inilah yang memacu berdirinya tempat kursus musik.

Salah satunya, Kursus Musik Percik. Kursus ini merupakan bagian dari Yayasan Perguruan Cikini, yang memang memiliki sekolah musik. Perguruan Cikini sudah berdiri sejak 1950, sedangkan kursus musik baru dibuka pada 1995.

Materi musik yang diajarkan mulai dari vokal, gitar, piano, hingga biola. Percik juga bisa menyediakan kursus alat musik lainnya, dengan kuota siswa tertentu. Adapun, jenjang usia murid mulai dari 4 tahun hingga 25 tahun. Biaya kursus mulai dari Rp 450.000 hingga Rp 1 juta per bulan, untuk empat kali pertemuan.

Sejak 2005 silam, Kursus Musik Percik mulai menawarkan peluang kemitraan. Namun, konsepnya tidak sepenuhnya dimiliki mitra. Persentase kepemilikann  50:50. Kini Percik sudah memiliki lima gerai kursus di Jakarta dan Bekasi.

Investasi Rp 175 juta

Mulai tahun ini, menurut Sello Resta Pradityo, Account Manager Percik, perusahaannya menawarkan skema waralaba sehingga kepemilikan gerai kursus ada pada mitra.

Dalam skema ini, manajemen Percik menawarkan franchise fee Rp 75 juta untuk tiga tahun. Mitra akan mendapatkan sistem operasional, izin penggunaan nama sesuai waktu, bantuan marketing, dan tim pengajar yang disediakan dari pusat.

Namun, biaya itu di luar dekorasi, furnitur, dan alat musik. "Tapi, kami bersedia membantu, jika mitra ingin dibuatkan konsep penuh. Biaya yang diperlukan untuk furnitur, dekorasi dan alat musik sekitar Rp 100 juta. Ini untuk lokasi seluas 120 meter persegi (m2)," ujar Sello.

Jadi, jika mitra menginginkan konsep penuh, maka harus merogoh kocek total Rp 175 juta.

Sello menargetkan mitra bisa meraup omzet Rp 35 juta hingga Rp 50 juta sebulan. Pusat mengutip royalty fee sebesar Rp 30.000 per siswa setiap bulan. Jika, target laba bersih 30% bisa tercapai, mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu dua hingga tiga tahun.

Menurut Sello, kelebihan Kursus Musik Percik yakni standarisasi pengajar yang terlatih dari sekolah Percik. Kursus ini juga mengeluarkan sertifikat musik yang diakui negara. Jaringannya pun luas dan rutin mengadakan konser musik untuk menyalurkan bakat para murid.

Konsultan waralaba, Levita Supit menilai, prospek bisnis kursus musik cukup menjanjikan. Apalagi, pemainnya tidak terlalu banyak, sehingga pasarnya masih terbuka.

Akan tetapi, kata Levita, Percik harus bersaing dengan pemain-pemain lama yang sudah mempunyai nama besar, seperti Purwacaraka dan Elfa's. Kedua sekolah musik ini memiliki output penyanyi dan pemusik yang cukup berkualitas.

"Kalau Percik mau mengikuti jejak bisnis dari dua sekolah musik itu, harus mengangkat nama dari alumninya yang terkenal. Itu bisa jadi salah satu teknik marketing yang jitu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×