kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.588   54,00   0,32%
  • IDX 6.948   115,61   1,69%
  • KOMPAS100 1.006   18,58   1,88%
  • LQ45 780   15,05   1,97%
  • ISSI 221   2,39   1,10%
  • IDX30 405   7,65   1,93%
  • IDXHIDIV20 477   9,48   2,03%
  • IDX80 113   1,82   1,63%
  • IDXV30 116   1,59   1,39%
  • IDXQ30 132   2,92   2,26%

Pilih-pilih seprai di Cigondewah (1)


Minggu, 04 Januari 2015 / 16:22 WIB
Pilih-pilih seprai di Cigondewah (1)
ILUSTRASI. Manfaat buah tin untuk kesehatan seperti mengontrol gula darah dan berpotensi mencegah kanker.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Kota Bandung sudah lama terkenal sebagai sentra sentra produksi industri kecil dan menengah konveksi dan garmen. Selain industri sepatu Cibaduyut yang sudah populer, banyak juga industri lain, sebut saja produk tekstil. Pusat industri tekstil ini berada di Jalan Cigondewah, Kecamatan Bandung Kulon, Bandung.

Itu sebabnya, banyak pusat penjualan produk tekstil yang bermunculan di sekitar wilayah ini. Salah satunya adalah pusat penjualan berbagai produk perlengkapan tidur seperti seprai, bantal, selimut dan lainnya di Jalan Cigondewah.   

Kawasan ini masih bertetangga dengan sentra sepatu Cibaduyut dan sentra-sentra lainnya, seperti sentra konveksi topi di Margaasih atau sentra industri roti di Kopo. Jarak sentra ini berjarak hanya 6 kilometer (km) dari Bandara Husein Sastranegara.

Di sentra ini Anda akan menemukan puluhan kios yang menjual seprai, bed cover, bantal, guling, selimut, matras, hingga baju tidur. Kualitas seprai yang ditawarkan beragam, mulai dari seprai dengan kualitas nomor satu hingga yang standar. Bahan seprai ada yang terbuat dari katun, linen, satin, rayon, hingga sutera.

Harga jualnya mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 500.000 per unit, tergantung ukuran dan kualitas. Salah satu pedagang yang ditemui KONTAN adalah Khusnul Reza. Lelaki berusia 32 tahun ini sudah berjualan seprai sejak tahun 2002.

Dia bercerita, awalnya Kecamatan Cigondewah pernah menjadi sentra karung bekas seperti karung goni di tahun 1990-an. Namun lama kelamaan berubah menjadi sentra seprai. "Karena desa ini dikelilingi oleh industri konveksi dan tekstil," ujar dia.

Selain menjual seprai dari produsen lain, Reza, panggilan akrabnya, juga memproduksi seprai sendiri. Keterampilan ini ia dapatkan dari pengalaman bekerja selama lebih dari 10 tahun di perusahaan produksi seprai. Dari situ dia bisa memilih bahan yang bagus untuk seprai hingga menjahit.

Produk jualannya sebagian besar bertema olahraga. Saat KONTAN bertandang ke kiosnya, banyak seprai dan bed cover dengan motif klub sepak bola terkenal mulai dari Chelsea, Manchester United, dan tidak ketinggalan klub lokal Persib Bandung. "Seprai ini saya buat sendiri dengan dibantu istri dan tiga karyawan," kata Reza.

Dia memproduksi seprai tiga kali dalam seminggu. Dari situ dia bisa menghasilkan 15 unit sampai 20 unit seprai berbagai ukuran. Dia juga menjual sarung bantal dan sarung guling eceran seharga Rp 50.000−Rp 60.000 per pasang.

Rata-rata dia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 50 juta per bulan. "Setelah dikurangi biaya bahan baku dan gaji karyawan, laba bersih sekitar Rp 20 juta sebulan," kata dia.
Penjual seprai lainnya adalah Elisa Damaskus. Kios milik Elisa berukuran lebih besar dibandingkan beberapa kios di sekitarnya.

Selain menjual seprai, Elisa juga menjual pakaian tidur. Dia memasok barang dari beberapa konveksi kain di sekitar Bandung. Dalam sehari, Elisa bisa menjual 20 seprai. Bahkan jika sedang ramai, penjualan bisa meningkat menjadi 50 seprai sehari. Elisa bisa mengantongi omzet hingga Rp 70 juta per bulan.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×