kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Potensi menggiurkan dari sampah plastik (bagian 1)


Jumat, 08 Februari 2019 / 23:36 WIB
Potensi menggiurkan dari sampah plastik (bagian 1)


Reporter: Hikma Dirgantara, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan sampah plastik memang menjadi masalah jika dibiarkan begitu saja. Tapi siapa sangka dibalik semua itu ada beberapa pihak yang menangkap peluang bisnis sampah plastik sehingga memberikan faedah.

Salah satunya adalah Ahmad Nuzuluddin, pemilik C.V. Mitra Plastindo Sejahtera. Perusahaan yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi Jawa Barat ini merupakan usaha yang mengubah sampah plastik menjadi bijih plastik.

Saban hari, Ahmad mengumpulkan ragam sampah plastik seperti botol minum, kantong plastik, atau kantong kresek dari dua sumber. Pertama dari sekitar TPA Bantar Gebang dan Kedua, dari bank sampah milik warga. "Saya lebih suka memakai bahan baku dari bank sampah, karena dari TPA kotor dan sudah bercampur sampah organik," katanya (27/1).

Sudah begitu, sampah plastik dari TPA perlu tahap penyortiran ekstra. Sebab untuk menghasilkan plastik daur ulang yang baik, harus dari plastik sejenis. Selain itu kalau bahan baku dari sampah plastik di Bantar Gebang, perlu tujuh hingga delapan langkah agar menghasilkan produk bijih plastik yang baik.

Lain cerita kalau bahan baku sampah dari bank sampah. Artinya, dari warga sudah memilah sampah plastik. Bahan baku ini bisa menghasilkan bijih plastik cukup dua hingga tiga langkah sebelum masuk ke mesin pencetak bijih plastik (pelletizer).

Untuk investasi mesin pembuat bijih plastik, Anang sampai harus mengeluarkan modal Rp 1 miliar. Selain itu ia juga harus tambah dana lebih besar lagi untuk membeli mesin pencuci sampah plastik Rp 3 miliar.

Tapi, modal yang ia keluarkan sepadan dengan hasil yang didapat. Dalam satu bulan, ia bisa menghasilkan bijih plastik 130 ton dan mengantongi omzet Rp 800 juta per bulan, dengan kisaran margin sekitar 15%.

Sedangkan Saut Marpaung, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha sampah Indonesia yang juga berkecimpung di usaha sejenis mengaku bisa memproduksi bijih plastik hingga 150 ton per bulan. Adapun omzet yang ia raup sebulan bisa mencapai Rp 720 juta.

Sebenarnya, persoalan untuk mendapatkan bahan baku sampah plastik yang memadai sudah ada pemecahannya. Sebab di dalam Undang Undang Nomor 18 2008 tentang Pengelolaan sampah di pasal 13 menyebut bahwa semua kawasan, baik itu perumahan, komersial hingga tempat wisata wajib memilah sampah.

Artinya, dalam membuang sampah sudah dipilah, mana sampah organik dan bukan organik. "Di lapangan jarang terjadi sampah sudah dipilah. Ini yang menjadi persoalan dan sebetulnya, banyak sampah yang bisa dikelola," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×