kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Praktis dan fleksibel, waist bag kembali naik daun


Minggu, 12 Agustus 2018 / 14:05 WIB
Praktis dan fleksibel, waist bag kembali naik daun


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Tren seputar dunia fesyen memang tak ada matinya. Ibarat roda, tren fesyen terus berputar mengikuti zaman.

Bisa jadi tren fesyen di era tahun 80-an kembali naik daun di tahun ini. Seperti tas yang satu ini, yakni tas pinggang wanita atau yang dikenal dengan sebutan belt bag, beberapa orang juga ada yang menyebutnya waist bag.

Belakangan, tren tas pinggang wanita banyak mendominasi pemandangan, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Sejumlah artis ternama tanah air. seperti Ashanty, Ayu Ting Ting dan Raisa turut mempopulerkan tas pinggang ini.

Beberapa media fesyen, seperti myfatpocket juga mengatakan bahwa tas pinggang disebut-sebut akan mendominasi tren fesyen di tahun 2018. Bahkan sejumlah brand fesyen ternama seperti Gucci, Zara, Bershka dan sebagainya juga meluncurkan seri produk tas yang pernah populer di tahun 80-an sampai 90-an ini.

Tentu adanya tren ini tak akan dilewatkan begitu saja oleh pelaku usaha di tanah air. Khususnya, pelaku usaha fesyen online.

"Waist bag atau tas pinggang ini memang jadi booming banget sejak sebelum Lebaran. Sampai sekarang juga masih lumayan booming," ujar Desti Putri, pemilik Emdee Stuff asal Surabaya.

Ia mengaku mulai berjualan waist bag dan tas pinggang sejak bulan Mei lalu. Menurut Desti, booming waist bag ini karena banyaknya artis yang menggunakannya.

Emdee Stuff membanderol aneka waist bag wanita mulai Rp 125.000 sampai Rp 140.000 per buah. Desti mengatakan, saat awal berjualan waist bag dan tas pinggang, dirinya bisa menjual 100 - 150 buah tas per minggunya. Saban bulan, ia berhasil menjual sampai 600 buah tas. Omzet puluhan juta pun berhasil dikantongi Desti.

"Trennya memang gila banget, booming banget, apalagi waktu sebelum lebaran. Sampai pas lebaran saya masih cari ekspedisi pengiriman yang masih buka karena pesanan masih terus berdatangan," ungkapnya.

Berkah tren tas pinggang wanita atau waist bag juga dirasakan oleh Firda, pemilik Nrf Galeri asal Jakarta. Ia membanderol waist bag lebih murah dibandingkan harga pasaran, yakni mulai Rp 65.000 per buah. "Peminat waist bag ini memang banyak banget. Saya juga mulai ikut jualan karena tahu pas lagi tren," ujarnya.

Menurut Firda, waist bag kembali naik daun karena fungsinya yang fleksibel. Waist bag bisa digunakan dengan cara diikatkan di pinggang maupun diselempangkan di dada. Bentuknya yang kecil dan praktis juga jadi daya tarik tersendiri.

"Sebulan saya bisa jual sampai 200 buah waist bag. Saya termasuk baru kalau untuk masuk ke bisnis waist bag," katanya. Pelanggan Firda selama ini sebagian besar datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). 

Waist bag dengan warna netral menyedot pembeli

Tren tas pinggang wanita atau yang sering juga disebut waist bag maupun belt bag yang kembali menggeliat membuat makin banyak pelaku usaha fesyen online  tertarik menjualnya. Jumlah penjual tas pinggang wanita online makin banyak, persaingan pun jelas makin ketat.

Desta Putri, pemilik Emdee Stuff asal Surabaya yang menjual tas pinggang wanita lewat Instagram, mengakui, bertambahnya pelaku usaha baru. Menurut pengamatannya, sejak Agustus 2018, penjual tas pinggang wanita makin banyak. Bahkan, Desta harus menurunkan harga agar bisa tetap bertahan dalam persaingan.

“Usai Lebaran, tambah banyak yang jual waist bag ini, apalagi di Instagram. Parahnya ada yang jual dengan harga murah banget, sekitar Rp 50.000. Mau nggak mau saya juga harus turunin harga, awalnya saya jual Rp 150.000, sekarang jadi Rp 125.000 per buah,” jelasnya.

Selain strategi menurunkan harga, Desta juga menjamin kualitas produknya. Ia mengaku, jika harga waist bag miliknya tergolong mahal. Namun, ia pun menjamin apabila produknya terbuat dari bahan berkualitas dan tidak ala kadarnya.

“Kebetulan saya ambil langsung dari pabriknya. Jadi saya tahu betul bahan yang digunakan dan proses quality control-nya. Saya sendiri juga tidak mau jual harganya mahal tapi bahannya tipis dan kurang bagus,” tuturnya.  

Ditanya soal model waist bag yang laris, Desta menjelaskan kebanyakan pelanggan mencari waist bag dengan warna netral seperti hitam dan maroon. Selain warna hitam dan maroon, tas dengan warna neon seperti hijau, kuning dan biru juga banyak diburu.

“Kalau yang paling banyak banget peminatnya yang warna maroon. Lebaran kemarin, saya sampai kehabisan bahan baku dan aku tanya ke beberapa online shop lain, di tempat mereka barangnya juga habis. Bener-bener sampai nolak permintaan,” katanya.

Firda, pemilik Nrf Galeri asal Jakarta yang juga menjual waist bag membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan warna-warna netral seperti hitam, cokelat dan maroon memang paling banyak dicari. Ia pun mengaku beberapa kali sempat kehabisan pasokan, padahal permintaan sedang banyak.

“Memang tiga warna itu yang paling banyak dicari. Dan kebetulan stok saya yang paling banyak ya hanya tiga warna itu,” ujarnya. Firda bilang ia menggunakan bahan kulit sintetis untuk waist bag miliknya. Dan uniknya, pembeli boleh mencantumkan inisial sejumlah tiga huruf di bagian depan tas.

Sama dengan Firda, Desta juga menggunakan bahan kulit sintetis untuk waist bag miliknya. Selain bahan kain sintetis, ia juga menggunakan bahan bludru dan ternyata juga banyak peminatnya. “Yang bahan bludru banyak juga peminatnya, meskipun rata-rata waist bag memang dibuatnya dari kulit,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×