kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produsen pakaian binaan Semen Indonesia (SMGR) beralih memproduksi masker


Kamis, 25 Juni 2020 / 22:24 WIB
Produsen pakaian binaan Semen Indonesia (SMGR) beralih memproduksi masker
ILUSTRASI. Ilustrasi produksi masker


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terus berupaya meningkatkan kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dimasa pandemi Covid-19 saat ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mendorong mitra binaan di seluruh operasional perusahaan untuk melakukan inovasi produk.

UMKM mitra binaan SIG yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) klaster jahit di Kabupaten Tuban, Jawa Timur contohnya, para pelaku UMKM ini sebelum terjadi pandemi Covid-19 memproduksi pakaian jadi kini membuat masker. 

Baca Juga: Gerakan Pakai Masker ajak pakai masker pedagang pasar secara benar, ini caranya

UMKM tersebut di antaranya adalah Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Jama’ah Tahlil Nurul Huda Desa Tegalrejo, Juwiri Mandiri Desa Tuwiri Wetan, IPPNU Desa Margorejo, Bank Sampah Kencana Madya Desa Temandang, dan Cendrawasih Desa Kapu.

General Manager of CSR SMGR, Edy Saraya mengatakan, SMGR berharap UMKM mitra binaan dapat lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi terutama dimasa pandemi Covid-19 saat ini. 

“Misalnya UMKM jahit yang sebelumnya memproduksi pakaian jadi dapat menambah produksinya dengan produksi masker sesuai dengan banyaknya permintaan di masyarakat sekaligus berperan dalam penanganan penyebaran Covid-19,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (25/6).

Anggota OMS Cendrawasih Desa Kapu, Tuban, Wiwik menyampaikan bahwa pandemi yang terjadi saat ini berdampak pada usahanya. 

“Sebelum terjadi pandemi Covid-19 kami dapat memproduksi 115 gamis dalam sebulan, namun akibat Covid-19 permintaan menurun, kami hanya memproduksi 45 gamis saja. Meski demikan usaha kami tertolong dengan adanya pesanan masker dari beberapa instansi baik perusahaan maupun pemerintah. Kami dapat kembali bekerja dengan melibatkan penjahit sekitar yang telah lama menganggur. Hingga saat ini kami telah memproduksi 22.000 masker,“ kata Wiwik.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Kamis (25/6): 50.187 kasus, 20.449 sembuh, 2.620 meninggal

Hal senada juga disampaikan oleh anggota OMS Karya Muda Taylor, Desa Sugihan, Tuban, Cik Inturni mangatakan, dirinya beserta kelompok penjahit lainnya sebelum terjadi pandemi Covid-19 memproduksi seragam sekolah dan pakaian jadi, pada saat pandemi Covid-19 ini memproduksi masker.

“Di masa pandemi ini kami lebih banyak memproduksi masker dan menerima pesanan hingga ke luar kota. Dengan produksi masker ini keberlangsungan usaha kami terus berjalan,” ujar Cik Inturni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×