Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi
Para pedagang tanaman hias di bilangan Meruya Utara, Jakarta Barat, mengaku senang berjualan di lokasi tersebut. Mereka menilai, letak lokasi usaha mereka memiliki prospek cerah dibandingkan sentra tanaman hias di kawasan lainnya. Dalam sebulan, mereka bisa meraup omzet berkisar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta.
Prospek bisnis di sentra tanaman hias Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, bisa dibilang cukup prospektif. Ini jika dibandingkan dengan sentra tanaman hias lainnya yang ada di sekitar Jakarta. Contohnya sentra tanaman hias di sepanjang Jalan Gerbang Pemuda hingga Asia Afrika, Senayan.
Perbedaan itu, setidaknya dirasakan oleh Amarullah, pedagang tanaman hias yang baru berjualan di sentra Meruya sejak enam bulan lalu. Dia berkisah, saat masih berjualan tanaman hias di kawasan Senayan, ia kerap kesulitan meraup omzet.
Maklum, aktivitas jual beli di sentra Senayan jarang terjadi. Memang, jika ada transaksi pembelian, nilainya lumayan besar. "Tapi, itu tidak menutup pengeluaran makan dan kebutuhan sehari-hari," kata Amarullah.
Dia berdalil, kondisi itu terjadi karena sentra tanaman hias di Senayan membidik pasar perorangan dari kalangan menengah atas. Berbeda dengan sentra tanaman hias Meruya yang membidik segmen pedagang tanaman hias eceran. Meskipun nilai pembeliannya tidak seberapa, tapi mereka rutin memberi kontribusi pemasukan bagi para pedagang di sentra ini.
Amarullah mengaku, tiap bulan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 3 juta-Rp 5 juta. Menurutnya, saat ini, pohon jasmine merupakan tanaman hias yang paling banyak dibeli pecinta tanaman hias.
Dalam sebulan, Amarullah bisa menjual hingga 50 pohon jasmine. Harganya sekitar Rp 150.000-Rp 800.000 per pohon. "Tergantung tinggi dan umur pohon," katanya.
Karena masih tergolong pemain baru di sentra ini, koleksi tanaman hias di kios Amarullah belum begitu banyak. Ia baru menjual sekitar 20 jenis tanaman hias. Hingga akhir tahun ini, Amarullah menargetkan bisa menambah koleksi tanaman hias hingga sekitar 50 jenis.
Selain pohon jasmine, Amarullah juga menjual tanaman hias jenis kemuning. Harga jualnya berkisar Rp 5.000-Rp 10.000 per pohon. Jika membeli lebih dari 100 pohon, pembeli akan mendapat potongan harga khusus. "Makanya, sentra tanaman hias di sini terkenal dengan harganya yang lebih murah," ujar Amarullah.
Pedagang tanaman hias lainnya di Meruya adalah Santoso Kusnadi. Dia sudah berjualan di sentra ini sejak tiga tahun lalu. "Saya berjualan tanaman hias berawal dari hobi menanam tanaman di rumah," kata dia.
Di kiosnya yang bernama Lusi Flora, Santoso menjual tak kurang dari 70 jenis tanaman hias dan tanaman pelindung. Dari hasil menjual aneka tanaman itu, Santoso bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta-Rp 7 juta per bulan.
Menurut Santoso, sebagian besar penjualan di kiosnya didominasi oleh tanaman hias jenis kamboja jepang, palem kuning, bougenville, dan jasmine. Tanaman hias itu adalah hasil jerih payahnya dalam membudidayakan bibit pohon tersebut.
Biasanya, bibit itu berasal dari indukan tanaman yang sudah dewasa. Santoso melakukan pembibitan dengan cara setek, menempel atau okulasi dan cangkok. Lokasi lahan pembibitan berada di belakang kiosnya.
Sedangkan lahan di depan kios, dia fungsikan sebagai tempat menjajakan tanaman hias siap jual. Dus, jajaran tanaman hias nan cantik memenuhi sepanjang Jalan Meruya Utara yang kerap disebut Jalan Baru Makro ini.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News