kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.681   119,00   0,71%
  • IDX 6.782   32,85   0,49%
  • KOMPAS100 981   7,07   0,73%
  • LQ45 762   4,88   0,64%
  • ISSI 216   1,34   0,63%
  • IDX30 396   2,80   0,71%
  • IDXHIDIV20 471   1,09   0,23%
  • IDX80 111   0,78   0,71%
  • IDXV30 115   0,48   0,42%
  • IDXQ30 130   0,91   0,71%

Proyeksi margin 30% dari pisang keju Addina


Rabu, 26 Maret 2014 / 14:35 WIB
Proyeksi margin 30% dari pisang keju Addina
ILUSTRASI. Gejala penyakit ginjal.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

Tawaran usaha camilan pisang terus bermunculan. Salah satu yang gencar menawarkan kemitraan ialah Addina di Samarinda. Mengusung brand Addina Pisang Keju, ia menawarkan menu pisang yang dicampur dengan topping keju.

Ia mengklaim, taburan keju yang dicampurkan pisang itu merupakan inovasinya sendiri. Meskipun sudah banyak kompetitor lain, namun Addina mengatakan olahan pisangnya memiliki rasa yang khas. "Ada topping lainnya seperti cokelat dan susu, tapi tetap menggunakan keju," ungkapnya.

Addina mendirikan usaha ini sejak tahun 2011. Untuk mengembangkan usahanya, ia menawarkan kemitraan pada saat yang sama. Terbukti, saat ini ia sudah memiliki 36 gerai yang tersebar di Samarinda, Denpasar, Balikpapan, hingga Sulawesi. Perinciannya, satu gerai milik pusat dan sisanya milik kemitraan.

Tertarik menjadi mitra Addina Pisang Keju? Addina menawarkan paket investasi senilai Rp 15 juta. Dengan investasi itu, mitra berhak mendapatkan bahan baku awal, peralatan lengkap memasak, booth, pelatihan, hingga seragam karyawan.

Mengacu pada gerai mitra yang sudah beroperasi, biasanya satu gerai bisa menghabiskan sekitar 50 kotak pisang keju dalam sehari. Addina Pisang Keju di banderol dengan harga Rp 8.000 per bungkus. Ia memproyeksikan, satu gerai bisa meraup omzet senilai Rp 12 juta saban bulan.

Setelah dikurangi biaya sewa tempat, membeli bahan baku, gaji karyawan dan biaya operasional, mitra masih bisa meraup laba bersih sekitar 30% dari omzet. Artinya, mitra bisa balik modalnya dalam jangka waktu empat bulan. "Target pasarnya anak sekolah dan perumahan, maka balik modal bisa cepat," terangnya.

Menurut Addina, ada beberapa lokasi strategis buat berjualan, di antaranya lokasi yang dekat dengan sekolah, minimarket dan perumahan. Terkait dengan pemilihan lokasi ini, pusat akan menyurvei dulu lokasi yang dipilih mitra usaha.

Addina bilang, kerjasama ini tanpa biaya royalti. Namun, ia mewajibkan mitra membeli bahan baku dari pusat. Bahan bakunya berupa pisang, bumbu dan bahan untuk topping. Pada tahun ini Addina tidak menargetkan jumlah mitra yang akan bergabung. Tapi dia fokus membidik mitra di kota-kota besar.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×