kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pusat wayang golek Loji jadi destinasi wisata di Bogor (2)


Minggu, 18 Februari 2018 / 10:30 WIB
Pusat wayang golek Loji jadi destinasi wisata di Bogor (2)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kunjungan wisatawan ke pusat produksi wayang golek di Loji, Bogor Barat, Jawa Barat terus mengalir. Di hari besar pun mereka tetap kebanjiran tamu yang ingin melihat langsung proses pembuatan wayang khas tanah pasundan ini.

Bahkan, pada saat-saat terntu, para perajn tak hanya memperlihatkan proses produksi. Mereka juga menggelar pertunjukan wayang golek mini lengkap dengan alat musik. Pertunjukkan itu dihelat di halaman depan rumah perajin.

Setelah itu, para pelancong pun diajak ikut memproduksi wayang. Namun, hanya tahap pewarnaan. Wayang-wayang itu pun bisa dibawa pulang oleh mereka sebagai buah tangan.  

Tidak hanya ramai dikunjungi para pelancong mancanegera, Endai Media, salah satu perajin, juga selalu kebanjiran order dari luar negeri. Hampir setiap hari dia mengirim wayang-wayang buatannya ke beberapa negara di Eropa atau Asia.

Dalam sebulan, Endai bisa memproduksi 300 unit wayang. Dia dibantu lebih dari 10 orang perajin untuk menggarap pesanan itu. Asal tahu saja, untuk membuat satu unit wayang bila dilakukan seorang diri butuh waktu sekitar lima hari.

Enday mengaku respon pasar lokal terhadap produknya masih belum besar. Kebanyakan konsumennya merupakan instansi pemerintahan dan swasta. Awal tahun lalu, dia mendapatkan pesanan langsung dari duta besar Indonesia di Azerbaijan.

Untuk bahan bakunya, para perajin menggunakan kayu lame alias kayu pule. Tidak seperti pengusaha kebanyakan, Enday harus berburu kayu sendiri untuk memenuhi kebutuhan produksinya.

"Tidak semua kayu lame bisa dipakai minimal umurnya harus diatas 10 tahun," katanya pada KONTAN, Jumat (19/1). Alasannya, kualitas kayu lebih kuat serta tidak mudah pecah.

Sebagai perajin, dia mengaku tidak banyak menemui kendala dalam tahap produksi. Hanya, untuk proses pewarnaan Enday memilih untuk mengerjakannya pada dini hari, tepatnya sekitar  pukul 02.00 WIB. Alasannya, kondisi tenang membuatnya fokus mengerjakan.

Endih Sugandi, perajin wayang lainnya pun mengaku untuk dapat menghasilkan wayang yang sempurna dibutuhkan konsentrasi, kesabaran, ketelatenan, dan juga mood yang baik. Bila terlalu banyak pikiran dan emosi tidak stabil hasil pekerjaannya pun dipastikan bakal jelek.

Dalam sehari, Endih dapat menyelesaikan sekitar 50 unit wayang dengan ukuran standar (65cm). Menurutnya, bagian tersulit untuk diwarnai adalah bagian ukiran.

Dia menjelaskan, tahap pewaraan ini dilakukan sebanyak empat kali. Untuk pertama wayang dicat dengan warna putih, setelah kering wayang pun diamplas agar permukaan lebih halus.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cat minyak kemudian dilapis dengan cat berwarna putih. Bila semua tahap tersebut selesai, wayang-wayang pun siap untuk diwarnai sesuai keinginan.

Endih mulai bekerja pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Dia memilih untuk mengerjakan di workshop milik Enday karena lebih nyaman dan bisa konsentrasi daripada dikerjakan di rumahnya.

Tapi, bila pesanan sedang banyak, mau tidak mau dia harus membawanya pulang atau lembur. " Kadang sampai lupa waktu (lembur) jadi sampai secapeknya badan saja," katanya.                 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×