Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan (start up) yang mengusung teknologi smart city, Qlue berencana memperkuat bisnis di sektor privat atau business to business (B2B). Sejak awal berdiri 2016, Qlue identik bermitra dengan sektor pemerintahan.
Founder dan Chief Executive Officer Qlue Rama Raditya bilang, hingga akhir 2019, Qlue menargetkan porsi di sektor privat atau korporasi bisa naik hingga 60%. Saat ini porsi bisnis di sektor privat masih 40% dan sektor pemerintah masih mendominasi di kisaran 60%.
Qlue sudah melakukan upaya tersebut sejak awal tahun ini. Padahal, saat awal usaha, sekitar 90% kontribusi klien dari pemerintah yang menerapkan teknologi kota cerdas besutan usaha rintisan ini. "Semakin kemari, kami jadi yakin produk smart city juga bisa diterapkan di perkantoran," tutur Rama saat sela-sela acara Qlue Talk with Expert, Selasa (6/8).
Baca Juga: Perkuat bisnis B2B, Bhinneka keliling lebih dari 20 kota di Indonesia
Ia menjelaskan bahwa teknologi smart city yang dilengkapi dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan hal yang berkaitan dengan digital atau internet of things (IoT) bisa menekan biaya operasional perusahaan. Tingkat efisiensi tersebut diklaim bisa mencapai 50%. "Setiap saat ini pasti membutuhkan saving cost," jelasnya.
Adapun sektor bisnis yang tengah dibidik oleh Qlue meliputi bidang properti (mal dan gedung), manufaktur, hingga ritel. Kawasan Industri Pulo Gadung adalah salah satu areal industri yang sudah terdaftar sebagai klien Qlue.
Konsepnya sendiri mirip dengan yang sudah diterapkan di sektor pemerintahan. Seperti dengan memasang CCTV yang sudah dilengkapi teknologi smart city. "Jadi yang tadinya petugas keamanan keliling sejam sekali, kini cukup empat jam sekali," ucapnya.
Pengurangan biaya yang dimaksud meliputi alokasi sumber daya manusia (SDM) milik perusahaan. Contohnya, saat klien membangun properti baru, petugas di tempat lama bisa dialokasikan ke tempat baru. Sementara di properti yang lama, akan diimplementasikan solusi milik Qlue, seperti Qlue Vision. Jadi tidak ada pegawai yang terdampak dari keberadaan Qlue.
Baca Juga: Start Up Qiscus bidik pertumbuhan empat kali lipat
Dengan metode tersebut, hingga saat ini sudah ada sekitar 300 perusahaan yang menjadi klien Qlue. Salah satunya adalah Smartfren. "Kami mencoba memaksimalkan produktivitas dan penghematan biaya," kata GM Enterprise Business Smartfren, Ronald Sipahutar.
Qlue sendiri menawarkan solusi teknologi mulai dari dashboard smart city, CCTV integration and analysis, hingga Qlue Work, sebuah fitur Qlue untuk meningkatkan koordinasi antar instansi yang efektif. Ada pula Qlue Vision yang merupakan teknologi pengawasan yang dilengkapi dengan sensor data tiap orang atau benda.
Baru-baru ini, solusi dan layanan dari Qlue merambah ke beberapa kota besar, seperti Bandung, Makassar, dan Kupang. Sedangkan Pemkot Manado terbantu untuk mengumpulkan masalah warga via Qlue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News