kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ragam burung berkicau ada di sini (1)


Rabu, 06 November 2013 / 13:32 WIB
Ragam burung berkicau ada di sini (1)


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

MEDAN. Bagi pehobi, memelihara burung memberikan hiburan tersendiri, bahkan bisa menghilangkan penat atau capek. Maka, tidak aneh kalau demi melengkapi koleksi, tak jarang, pehobi menyempatkan diri berburu burung kemana saja ketika berkunjung ke suatu daerah. Nah, jika kebetulan menyambangi Kota Medan, yang umumnya dicari adalah pusat penjualan burung di Jalan Bintang.  Tempat ini juga dikenal dengan sebutan Jalan Dr. Fl. Tobing.

Sentra ini cukup mudah diakses. Hanya perlu berkendara sekitar 10 menit dari Thamrin Plaza. Lokasinya terbilang nyaman, karena jalanan cukup lebar, dan tidak padat. Pengunjung pun  bisa leluasa memarkir kendaraan di pinggiran jalan.

Di sana, ada sekitar 20 pedagang yang menjual aneka jenis burung piaraan. Sebagian besar menempati ruko-ruko di sepanjang kiri dan kanan jalan. Namun, ada pula yang membuka lapak di emperan depan ruko yang sudah lama tidak dipergunakan pemiliknya.

Salah seorang pedagang, Yakin Lutsri menuturkan, para pedagang mulai berjualan pada pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. "Tapi, biasanya pembeli mulai ramai pukul 10 sampai pukul 3 sore,” tutur perempuan 50 tahun ini.

Ia bercerita, pada awal 1990, dia satu-satunya penjual burung di Jalan Bintang. Lantaran banyak peminatnya, maka beberapa tahun berselang, bermunculan para pedagang yang mengikuti jejaknya.

Yakin menjual aneka jenis burung yang kerap diikutkan dalam kontes, seperti kenari, murai baru, dan kucer. Ada pula burung peliharaan lain, yakni pipit dan perkutut. Beberapa jenis unggas, seperti ayam dan bebek, serta aneka jenis pakan dan kandang burung pun tersedia di rukonya. Ia mematok harga burung peliharaan bervariasi, mulai Rp 1.500 hingga Rp 150.000 per ekor.

Pedagang burung lainnya, Ahmad Kamil (37) mengaku,  lokasi yang strategis serta kondisi sentra yang tidak sumpek menjadi nilai tambah bagi sentra ini. Pehobi burung tak segan menyambangi lokasi ini. Lantaran selalu ramai, ia pun betah berjualan di situ.

Menurut Ahmad, sentra ini mulai ramai sejak awal 2000. Saat itu, setidaknya sudah ada 10 ruko yang menjual burung. Apalagi, kala itu, usaha yang berbasis hobi pun mulai diminati masyarakat.

Di rukonya, ia memajang aneka burung peliharaan, seperti perkutut, merpati, nuri, jala, dan kakaktua. Harganya dibanderol mulai dari Rp 10.000 hingga ratusan ribu rupiah per ekor.

Lantaran satu-satunya pusat penjualan burung di Medan, pengunjung pun sangat ramai. Tak heran, dalam sebulan, Ahmad bisa meraup omzet Rp 15 juta - Rp 20 juta. “Laba bersih sekitar 30% - 40%,” ungkapnya.

Sementara, Yakin mengaku, bisa mengantongi omzet Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per hari. Bahkan pada hari libur, omzet yang didapat bisa sampai dua kali lipat.

Jika, Ahmad dan Yakin berjualan di ruko, berbeda dengan Sutrisno. Sejak 2008, ia membuka lapak di emperan sebuah ruko yang sudah lama tidak digunakan. Ia mampu meraih omzet Rp 5 juta - Rp 8 juta per bulan. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×